REPUBLIKA.CO.ID, Tingginya angka seks bebas di DI Yogyakarta yang dilakukan anak remaja di bawah umur, memperkuat bukti betapa rapuhnya generasi penerus bangsa ini. Fakta yang telah mencoreng nama baik DIY sebagai Kota Pendidikan tersebut kian menjamur seiring maraknya fasilitas maksiat yang mudah diakses.
Rendahnya pemahaman agama dan lemahnya benteng keluarga juga diperparah dengan kurangnya sanksi bagi para pelaku zina. Untuk menghadapi kondisi ini diperlukan adanya kerja sama dari semua pihak, yaitu keluarga, masyarakat, dan negara.
Ketika datang tanggal 14 Februari yang sering diperingati sebagai Hari Valentine, maka keluarga, masyarakat, dan negara hendaknya berjuang bersama untuk menolak. Selain itu, mereka juga harus menjauhkan putra-putrinya dari perayaan budaya asing tersebut.
Alasannya jelas, karena Hari Valentine tidak sesuai dengan aturan Islam dan selalu identik dengan kebebasan seks yang dapat menjerumuskan generasi untuk memenuhi nalurinya dengan jalan yang keliru.
-- Bella Septiani Faryan
Biomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta