Duka menyelimuti bumi Cendrawasih. Banjir bandang di Sentani memakan banyak korban jiwa. Tercatat, 104 orang meninggal dunia, 93 jiwa dilaporkan hilang, 75 orang mengalami luka ringan, dan 84 orang mengalami luka berat.
Sementara itu, jumlah korban terdampak di tiga distrik, yaitu Sentani, Waibu, dan Sentani Barat sebanyak 11.725 keluarga. Pemkab Jayapura telah menetapka status tanggap darurat bencana banjir di wilayah tersebut.
Untuk kesekian kali, nusantara kembali diuji dengan bencana yang bertubi-tubi. Dari mulai gempa bumi hingga banjir bandang Sentani. Pembangunan infrastruktur yang tak indahkan keseimbangan alam pasti berbuah bencana bagi manusia. BNPB mendugaselain tingginya curah hujan, banjir di Sentani disebabkan oleh rusaknya ekosistem di Gunung Cycloop, Jayapura, Papua. Kerusakan hutan disana sudah berlangsung lama. Alih fungsi lahan hutan yang menjadi daerah resapan air dan penahan longsor menjadi salah satu penyebab banjir bandang.
Keseimbangan alam mulai goyah tatkala perilaku manusia semakin serakah. Pembangunan di bumi Jayapura tak luput dari bencana. Wilayah paling timur di Indonesia itu memang masih jauh dari kemajuan. Seakan terisolir dan tak mendapat perhatian.
Patut kita renungkan bersama. Alam pun bisa tak lagi bersahabat dengan kita jika kita lalai dalam menjaganya. Penting pula memperhatikan proyek pembangunan yang ramah lingkungan. Agar bencana tak lagi datang akibat ulah tangan manusia.
Pengirim: Chusnatul Jannah, Pasuruan, Jawa Timur