Ada yang berbeda setiap kali Ramadhan tiba. Bukan karena sajian ta'jil di sepanjang jalan, atau fenomena ngabuburit di kalangan umat. Warna itu muncul ketika para pengemis menjamur di tempat-tempat keramaian. Seperti super market, pom bensin, tempat ibadah, bahkan juga sekolah.
Mereka datang dari berbagai pelosok ke Kota Indramayu Barat. Ada yang tua dan muda, perempuan juga laki-laki, bahkan anak-anak kecil dan balita. Mereka mengharap uluran tangan berupa uang dan makanan. Sebab mereka paham betul bahwa saat Ramadan umat gemar berinfak.
Hal seperti ini menjadi biasa di tengah umat. Kehadiran mereka tidak terlalu dipikirkan bagi sebagian orang. Padahal semestinya kita miris, karena sejahtera seperti 'barang mahal' bagi umat. Hingga akhirnya para pengemis merendahkan dirinya dengan meminta-minta.
Berbeda pada masa kejayaan Islam. Khalifah Umar bin Abdul Aziz membuktikan bahwa pada masanya, beliau bisa menyulap predikat mustahik, kepada muzakki. Penerima zakat menjadi pemberi zakat. Di masa itu, sulit mencari mustahik, sebab kesejahteraan merata. Umat terjaga hak-haknya. Padahal pemerintahannya hanya seumur jagung, dua setengah tahun saja.
Tapi terbukti, ketika Islam digunakan sebagai aturan untuk meri'ayah umat, hasilnya pun fantastis. Oleh sebab itu, saat ini dibutuhkan hadirnya penguasa yang benar-benar bertakwa, memiliki iman Islam yang kokoh sehingga menjaga negeri ini dengan landasan takut kepada Allah. Agar negeri yang kaya ini bisa mensejahterakan umatnya. Wallahu 'alam.
Pengirim: Lulu Nugroho, Muslimah Revowriter Cirebon