Kepergiannya melengkapi kepiluan bangsa ini. Berbagai persoalan mendera negeri, ulama selalu berada di garda terdepan. Membela dan melindungi perjuangan menegakkan kebenaran. Menggiring umat agar tetap dalam jalan Islam.
Satu persatu persekusi ulama tak dapat dihindari, tapi para ulama tetap maju. Meski begitu, sebagian umat mengecam ulama yang turun membela umat. Sangkanya ulama hanya mengurusi ibadah. Hanya ceramah di surau dan musala, mengajar mengaji. Tidak mengurusi urusan umat.
Padahal sejak Rasul hijrah di Madinah, yang pertama beliau dirikan adalah masjid sebagai pusat mengatur urusan umat. Tidak saja sebagai tempat salat, perkara umat juga diselesaikan di masjid. Sebagian sisi masjid bahkan digunakan untuk fakir miskin yang tidak memiliki tempat tinggal.
Masjid juga sebagai tempat mendidik umat agar memiliki kepribadian Islam. Tidak hanya rajin salat dan ibadah, tapi seluruh sikap dan berpikirnya juga Islam. Sehingga ketika menemui masalah dalam hidupnya, ia akan mengambil Islam sebagai solusi hidupnya.
Para ulama di masa awal pemerintahan Islam, juga melakukan muhasabah lil hukam atau menasehati penguasa. Sebab ulama sebagai pewaris nabi, tahu betul jika terjadi pelencengan wewenang pengurusan umat yang tidak diterapkan dengan benar sebagaimana petunjuk Allah. Sebagaimana dulu dilakukan Abu Bakar Ash Shidiq dan Umar bin Khattab.
Rasul selain pembawa risalah adalah seorang politikus yang handal. Dasar-dasar pemerintahannya digunakan oleh para khalifah sesudahnya hingga menguasai 2/3 dunia selama periode yang sangat panjang yaitu 13 abad.
Kembalinya Ustaz terkasih Sang Ahli Zikir meninggalkan kesedihan yang mendalam. Allah memanggil kekasih-Nya satu persatu. Umat kehilangan sosok-sosok hebat pengayom, penjaga akidah umat.
Dalam salah satu haditsnya, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya Allah Ta’ala tidak menggangkat ilmu dengan sekali cabutan dari para hamba-Nya, akan tetapi Allah menanggkat ilmu dengan mewafatkan para ulama. Ketika tidak tersisa lagi seorang ulama pun, manusia merujuk kepada orang-orang bodoh. Mereka bertanya, maka mereka (orang-orang bodoh) itu berfatwa tanpa ilmu. mereka sesat dan menyesatkan.“
Selamat jalan ustaz, kebaikan yang engkau ajarkan akan kami teruskan hingga ajal menjemput kami. Islam harus tegak. Kebenaran dan kebaikan harus terus disebarkan di negeri ini, untuk anak cucu kita. Untuk generasi muslim. Dan demi kembalinya kemuliaan umat dan Islam. Wallahu 'alam.
Pengirim: Lulu Nugroho, Muslimah Penulis dari Cirebon