Isu yang beredar di wilayah yang dikenal dengan sebutan Kota Santri ternyata telah terjadi perbincangan warga. Pasalnya ada seorang pasutri yang memfasilitasi anak dibawah usia untuk mempertontonkan adegan mesum secara langsung dengan membayar seharga Rp 5000 dan makanan.
Secara psikologi ini sangat berbahaya bagi anak karena bagi mereka yang tertarik akan menimbulkan kecanduan bahkan lebih bahayanya lagi sampai mempraktekannya kepada yang lain sehingga akan menimbulkan korban.
Melihat kondisi saat ini sangat wajar ketika pornografi marak terjadi walaupun aturan sudah tercover dalam UU Pornografi. Penggunaan internet pada anak yang tidak dibatasi dan tidak dipantau oleh orang tua menjadikan anak bebas nonton sana sini tanpa berpikir apakah itu tontonan yang berbahaya atau tidak.
Anak adalah aset bangsa maka dari itu peran keluarga sangat penting untuk terus memantau aktivitas anak. Tidak cukup hanya peran keluarga tetapi juga dibutuhkan peran negara untuk mengawasi, dan mengatur generasi. Jika aturan manusia tidak mampu menyelamatkan generasi maka ada satu-satunya cara yaitu merujuk dengan sistem yang dibuat oleh Allah SWT. Satu-satunya solusi untuk menyelamatkan generasi dari bahaya pornografi.
Pengirim: Ninda Mardiyanti Y.H, asal Kota Banjar