Jumat 02 Aug 2019 17:15 WIB

Budaya Bebas Bikin Pergaulan Bablas

Peran keluarga dan agama khususnya Islam diperlukan untuk membendung budaya bebas.

Stop seks bebas.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Stop seks bebas.

Pemuda adalah harapan bangsa, masa depan umat dan pembawa perubahan dunia. Di tangan merekalah nasib bangsa ini dipertaruhkan. Bagaimana nasib bangsa ini jika pemuda tak bisa lagi diharapkan?

Warga net kini kembali digemparkan dengan pemberitaan seorang remaja (18 tahun) telah membunuh bayi yang baru dilahirkan. Dilansir oleh Okezone.com (28/7) remaja berinisial SNI melakukan tindak tersebut karena belum siap menikah dan punya anak. Kehamilan itu dihasilkan dari hubungan pra nikah dengan pacaranya.

Di saat yang bersamaan, peristiwa nikah di bawah umur merebak di daerah gempa Palu, Donggala. Dari data tercatat sekitar 12 kasus pernikahan dini di kawasan pengungsian. Mayoritas pernikahan tersebut dilaksanakan karen a pergaulan bebas. 

Lebih miris lagi, kasus pernikahan di daerah ini bagaikan fenomena gunung es. Yang tidak tercatat lebih banyak dari pada yang diketahui. Masih ada 400 titik pengungsian yang tersebar di lokasi bencana, dan belum terjamah oleh pegiat hak perempuan dan perlindungan anak (Kompas.com, 26/7).

Kebebasan Serba Bebas

Fenomena pergaulan bebas memang telah menjalar di kalangan remaja. Tidak dapat dipungkiri, pergaulan remaja saat ini memang melebihi ambang batas. Mereka tanpa sungkan lagi memadu kasih di hadapan publik. Bahkan tak jarang rela menyerahkan mahkotanya atas nama cinta.

Kebebasan yang dipahami para remaja kita bukan tanpa sebab. Pemahaman ala Barat telah tertanam dalam benak mereka.

Sehingga, mereka rela melakukan segala cara agar kepuasan  mereka dapat. Ada beberapa sarana menghancurkan generasi yang sering menggunakan bahasa kebebasan.

Pertama, melalui tayangan film. Dengan adegan-adegan film berbau kebebasan, kekayaan, trak-trakan, pacaran mereka suguhkan dihadapan para remaja. Para pemain cantik-ganteng mereka pilih agar memikat kawula muda. 

Kedua, melaui fashion mereka pun merusak remaja. Dengan statemen "ideal" mereka membuat remaja berpikir fisik langsing, putih, baju mini/mahal adalah penampilan remaja gaul.

Ketiga, banyaknya wisatawan atau pelajar yang berkunjung ke negeri ini membawa budaya mereka. Ketika ini terus dibiarkan, maka hidup mereka mempengaruhi remaja di negeri ini.

Kondisi saat ini telah membuktikan betapa sistem pendidikan yang ada tak mampu membendung pemahaman Barat meraja para remaja. Sistem pendidikan berkarakter (siap bertanggung jawab atas pilihannya) telah gagal membentuk karakter bangsa ini. Kini, pendidikan tak mampu mencegah remaja terjerumus pergaulan bebas. 

Mengatasi Kebebasan yang Kebablasan

Islam adalah agama yang paripurna. Merupakan sistem aturan yang sistematis. Aturan yang dilahirkan adalah solusi yang solutif. 

Islam mengajarkan dasar keyakinan manusia adalah Allah SWT. Dimana Allah sebagai Alkholik dan Almudabbir. Alkholik adalah pencipta seluruh alam ini. Tidak hanya menciptakan, tapi Allah sebagai Almudabbir. Yaitu pengatur alam ini.

Tidak hanya alam semesta, Allah mengatur kehidupan manusia. Agar berjalan tidak bertabrakan dan rusak. Aturan Allah diberikan dalam rangka mengatur cara manusia memenuhi kebutuhannya. Seperti kebutuhan jasmani dan naluri-naluri.

Dari akidah Islam ketakwaan individu diperoleh. Sehingga individu tidak akan melampiaskan nafsu seenaknya. Tidak cukup di situ, keluarga pun memiliki andil dalam hal ini. Keluarga yang memiliki keimanan yang kuat akan menjaga keluarganya terjerumus pada hal-hal negatif. 

Selain keluarga, lingkungan masyarakat memiliki peran penting. Lingkungan yang saling mengingatkan dan mengawasi akan meminimalisir perilaku melanggar.  Selebihnya adalah peran negara. Sebagai pemangku kebijakan, negara memiliki fungsi sebagai pengatur.

Pengirim: Henyk Nur Widaryanti

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement