"Tanda-tanda hancurnya sebuah peradaban suatu bangsa adalah ketika pemuda-pemudi bangsa itu telah rusak perilakunya."
Kasus pembunuhan terhadap Nurkhikmah warga Desa Cerih, Kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, telah terungkap. Lima pelaku sudah ditangkap dan diproses hukum. Keterangan dari para pelaku mengungkap sisi-sisi lain kehidupan mereka selama menjalin pertemanan. Baik pelaku maupun korban cenderung melakoni pergaulan bebas. Mereka sering keluar bersama dan berhari hari tidak pulang ke rumah.
Miris, itulah kata yang tepat setelah melihat akhir-akhir ini kerusakan moral para remaja generasi semakin parah. Dan menambah miris lagi sebagian banyak korban adalah remaja perempuan. Maka kewaspadaan seorang ibu pada anak putrinya harus semakin di tingkatkan.
Kita semua tahu bahwa saat ini pergaulan bebas mulai menjangkiti generasi kita. Virus LGBT, kasus pornografi, dan berbagai penyimpangan seksual lainnya mulai menyebar dan ini menjadi kewaspadaan kita semua.
Orangtua yang sibuk terkadang lalai dalam mengawasi anak-anaknya bahkan terkadang ada yang justru mengizinkan anaknya berpacaran, biar bisa gaul katanya. Tapi tahukah Bunda? Hal apapun bisa terjadi ketika mereka berpacaran. Banyak kasus pergaulan bebas yang di mulai dari aktivitas pacaran.
Apalagi banyak orangtua yang tidak mau tahu kegiatan putra-putrinya, keluar malam dengan lawan jenisnya terkadang tak menjadi persoalan. Siapa yang bisa menjamin ketika mereka keluar malam akan baik-baik saja tak melakukan apapun?
Para Ayah dan Bunda tentu menyayangi putra-putrinya, tapi anehnya sebagian dari mereka justru mendukung anaknya perlahan-lahan masuk dalam kubangan pergaulan bebas. Ya lewat hal-hal tadi seperti mengizinkan anaknya berpacaran, keluar rumah malam-malam dengan lawan jenis, bahkan malah ada orang tua yang justru menyuruh anaknya berpacaran.
Menyayangi mereka bukan berarti memberikan kebebasan mutlak kepada mereka agar mereka bahagia. Bahkan kebebasan tanpa batasan itulah yang kemudian menjadi awal kehacuran putra-putri yang amat mereka sayangi.
Ayah, Bunda, bekali mereka dengan nilai-nilai Islam sejak dini. Ajari mereka batas-batas pergaulan dengan lawan jenis agar saat dewasa nanti mereka mampu menjaga diri. Ajarkanlah mereka rasa malu agar saat dewasa mereka tak seenaknya melakukan hal yang tak seharusnya dilakukan.
Bukankah telah kita lihat di luar sana betapa mirisnya remaja-remaja yang hancur karena pergaulan bebas?
Di zaman ini memang tak mudah dalam menjaga putra-putri. Ide-ide kebebasan yang tak mengenal batasan terus mewabah dan menjarah remaja kita, ide pemisahan agama dari kehidupan juga semakin digencarkan.
Pergaulan bebas bukan hanya PR orang tua, tapi juga institusi negara. Maka negara berkewajiban turut serta menjaga para remaja kita.
Dengan apa? Dengan menghapus ide-ide kebebasan tanpa batasan dan ide-ide menjerumuskan lainnya. Serta menerapkan peraturan Sang Pencipta yang telah terbukti berabad-abad lamanya melahirkan generasi-generasi berakhlak lagi berprestasi. Dan hasilnya? Kemajuan peradaban bangsa In Syaa Allah bukan suatu kemustahilan.
Pengirim: Yuli Saputri, Muslimah Wonogiri