Kerusuhan Wamena beberapa waktu lalu seolah menjadi mimpi buruk bagi kaum pendatang. Penganiayaan dan pengusiran yang mereka alami tentu membawa trauma berat. Karena kejadian itu, sebagian besar mereka enggan kembali ke Wamena meskipun harus kehilangan pekerjaan, usaha, harta, dan sebagainya.
Masalah baru pun muncul pasca kerusuhan. Wamena yang ditinggal pergi penduduk yang berasal dari luar pulau, yang sebelumnya berprofesi sebagai dokter, guru, dosen, atau bertugas melayani publik lainnya, akan membuat pelayanan publik terganggu.
Guru misalnya, sebagian besar mengungsi atau pulang ke daerah asal, sehingga terjadi kekurangan tenaga guru. Tentu hal ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Bagaimana pun proses pembelajaran harus terus berjalan. Jika tidak, hak anak-anak Wamena untuk mendapatkan pendidikan akan terabaikan.
Oleh karena itu, pemerintah harus mendorong para guru untuk kembali mengajar. Atau menyiapkan tenaga pendidik yang lain untuk sementara waktu hingga Wamena betul-betul kondusif. Dan paling penting, adanya jaminan keamanan dan keselamatan dari pemerintah dan aparat agar penyintas kembali ke Wamena.
Partisipasi dan swadaya masyarakat setempat juga sangat dibutuhkan. Bagi mereka yang memiliki intelektualitas atau kemampuan akademik meski terbatas, agar dapat mengambil peran sebagai guru pengganti. Semoga akar masalah kerusuhan dapat diselesaikan, sehingga peristiwa serupa tidak terulang lagi.
Pengirim: Ummu Athiyah, Makassar