Dalam Islam menyebarkan nasihat adalah kemuliaan dan amal berharga. Darinya kita pahami jika nasihat kebaikan dan kesabaran disampaikan, maka ketakwaan tidak hanya milik seorang muslim(ah) saja, tapi akan menyebar baik di individu, keluarga, masyarakat dan juga kehidupan bernegara.
Allah SWT memerintahkan kita tuk senantiasa bertakwa dimana pun berada. Ayat-ayat cinta firman Allah SWT termaktub dalam beberapa ayat sbb:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱعۡبُدُواْ رَبَّكُمُ ٱلَّذِي خَلَقَكُمۡ وَٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ ٢١
Artinya : “Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa,” (QS. Al-Baqarah :21)
مَنۡ أَوۡفَىٰ بِعَهۡدِهِۦ وَٱتَّقَىٰ فَإِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلۡمُتَّقِينَ ٧٦
Artinya : “(Bukan demikian), sebenarnya siapa yang menepati janji (yang dibuat)nya dan bertakwa, maka sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Imran : 76).
Dan masih banyak ayat lainnya yang membahas tentang perintah bertakwa.
Dalam Islam seruan ketakwaan tidak hanya berakhir pada diri 1 individu saja. Namun, Islam menyebutkan bahwa ketakwaan itu dibangun atas 3 pilar yaitu pada individu, masyarakat dan juga negara.
Kita melihat bagaimana Rasulullah saw pun setelah mampu menguatkan ketakwaan pada diri para shahabat lantas beranjak menyeru masyarakat Mekah. Namun ternyata bi idznillah, Allah tidak menjadikan masyarakat Mekah yang siap namun, masyarakat di kota yastrib (lalu dikenal dengan Madinah). Oleh karena itu, kita melihat terdapat fragmen hijrahnya Rasul saw ke madinah. Sebagaimana yang direkam dalam al-Quran:
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَٰئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَتَ اللَّهِ ۚ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. — Surat Al-Baqarah Ayat 218
Dan ternyata Rasul saw berhasil mewujudkan ketakwaan seluruh jazirah Arab tanpa terkecuali sebagaimana termaktub dalam qs al-Nashr.
Maka jika kita fahami bahwa Rasulullah saw adalah teladan kita dalam merintis ketakwaan maka jelas tujuan ketaqwaan kita tak hanya sampai diri atau keluarga tapi sampai tatanan bernegara.
Allahu 'alam bishawwab
Pengirim: Novita Natalia