REPUBLIKA.CO.ID, Teror bom kembali terjadi di Medan, belum lama ini. Seseorang berjaket pengemudi ojek daring berstatus mahasiswa menjadi eksekutor aksi teror itu.
Bom terjadi memang sebuah fakta. Namun, ibarat bola panas, hal tersebut bisa digelindingkan ke arah opini tertentu.
Hendaknya pengusutan dilakukan dengan benar. Diharapkan pula, tidak ada upaya pengaitan aksi teror bom ini dengan Islam. Pasalnya, selama ini pembentukan opini seolah ajaran Islam dikaitkan dengan radikalisme membuat umat Islam gerah.
Alih-alih menciptakan ketenangan hidup, upaya stigmatisasi ini berpotensi melukai perasaan beragama umat Islam.
PENGIRIM: Tuti Rahmayani, Surabaya