Sepertinya kita harus lebih teliti lagi sebelum mengkonsumsi suatu produk makanan. Belum lama ini beredar kabar cukup mengkhawatirkan terkait telur ayam kampung di Tropodo, Sidoarjo, Jawa Timur yang tercemar dioksin. Dikutip dari Republika.co.id, LSM bernama International Pollutants Elimination Network (IPEN) merilis laporan mengenai telur ayam kampung di dekat pembuangan sampah yang terbukti tercemar dioksin dalam kadar sangat tinggi dari limbah sampah impor.
LSM, dikutip dari Liputan6.com, ini melakukan pengujian laboratorium pada telur ayam kampung di Desa Tropodo dan Bangun, yang merupakan kawasan pembuangan sampah plastik impor dari Amerika Serikat, Inggris, dan Australia. Mereka menemukan kandungan dioksin dalam satu telur ayam 70 kali lebih tinggi daripada yang dapat ditoleransi menurut ketentuan Otoritas Keamanan Pangan Eropa.
Menurut data Biro Statistik Australia (ABS), Indonesia saat ini menjadi tempat pembuangan sampah kertas dan plastik Australia terbesar kedua sejak China melarang impor sampah tahun lalu. Tumpukan sampah plastik yang tak lagi bisa didaur ulang karena berbagai faktor termasuk karena tercemari limbah, biasanya kemudian dijual ke pabrik pembuatan tahu untuk dijadikan bahan bakar.
Seorang warga Tropodo bernama Anam yang dihubungi ABS menjelaskan bahwa pabrik-pabrik tersebut mengandalkan plastik sebagai bahan bakar meskipun ada risiko kesehatan. Lebih dari 40 pabrik tahu berada di desa tersebut dan merupakan sumber mata pencaharian warga. Menurut Anam, mereka menggunakan sampah plastik sebagai bahan bakar sejak tahun 1996 karena lebih hemat biaya.
Disisi lain, sebagaimana diberitakan Bisnis.com, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menuturkan “Tropodo bukan penghasil telur. Jadi pasti (hasil produksinya) tidak ke pasar. Di Tropodo ini penghasil tahu, katanya. “Kami ingin sampaikan bahwa telur dari peternakan ayam petelur Jawa Timur semua sudah melalui good farming practices. Aman dan sehat,” kata Khofifah di Istana Wakil Presiden Jakarta, Kamis 21/11.
Sebenarnya apakah dioksin itu?. Menurut Christina Winarti dan S.Joni Munarso dalam tulisan ‘Kajian Kontaminasi Dioksin pada Bahan Pangan’, dioksin merupakan zat kimia berbahaya. Dioksin banyak ditemukan pada sampah rumah tangga dan industri yakni bahan plastik (PVC), pestisida, herbisida, pemutih kertas, dan alat medis sekali pakai.
Apa bahayanya? Paparan jangka pendek bisa menyebabkan lesi kulit atau jaringan abnormal yang tumbuh di permukaan atau di bawah permukaan kulit, serta kulit menjadi gelap akibat terjadi perubahan fungsi hati. Kemudian paparan jangka panjang bisa menyebabkan gangguan sistem kekebalan tubuh, sistem saraf, sistem endokrin dan fungsi reproduksi.
Dikutip dari CNN Indonesia, Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC) WHO pada 1997 dan 2012 telah melakukan evaluasi pada dioksin. Hasilnya, berdasarkan data hewan dan data epidimiologi manusia, dioksin atau 2,3,7,8-tetrachlorodibenzo para dioxin (TCDD) diklasifikasikan sebagai karsinogen manusia.
Begitu peliknya permasalahan dioksin ini, yang ternyata setelah dirunut maka tidak hanya berhenti pada konsumsi telur ayam kampung oleh warga di daerah Tropodo. Sangat urgen bagi pemerintah untuk secepat mungkin menangani dan menuntaskan permasalahan ini. Karena dalam kuasa pemerintahlah amanah untuk mengurusi urusan umat diletakkan. Langkah apa sajakah yang sesegera mungkin harus dilakukan:
Pertama, ketegasan dan keberanian Pemerintah untuk melarang (menghentikan) impor sampah kertas dan plastik. Sudah banyak penelitian dan data yang membuktikan bahaya dari penggunaan sampah plastik, sehingga sekaranglah saatnya Pemerintah membuktikan untuk melindungi rakyatnya dengan menciptakan lingkungan yang aman dan sehat untuk seluruh warganya.
Kedua, melakukan edukasi pada seluruh lapisan masyarakat tentang bahaya penggunaan sampah plastik. Proses edukasi ini juga harus diiringi dengan saksi tegas bagi pihak-pihak yang melanggar.
Ketiga, penyediaan sarana dan prasarana yang baik dan sehat oleh Pemerintah untuk memudahkan warga dalam beraktivitas menjalankan roda perekonomiannya, misalnya dalam proses pembuatan tahu. Karena di Tropodo ada lebih dari 40 pabrik tahu yang selama ini mengandalkan sampah plastik sebagai bahan bakar pembuatan tahu.
Keempat, memberikan pelayanan kesehatan yang lengkap dan memadai bagi warga terdampak dioksin. Karena masyarakat sudah bertahun-tahun hidup dalam lingkungan yang tidak sehat, maka ini menjadi tanggung jawab pemerintah untuk melakukan semacam cek kesehatan lengkap (medical check up) bagi seluruh warganya untuk semua umur. Karena dioksin merupakan zat kimia yang berbahaya baik jangka pendek atau jangka panjang.
Kelima, mengembalikan fungsi negara sebagai pelayan umat, yang memang harus benar-benar serius menjalankan amanah mengurusi umat. Para pejabat harus mempunyai ketakutan yang tinggi kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala jika tidak bisa menjalankan amanahnya dengan baik, termasuk diantaranya mewujudkan bahan pangan dan lingkungan yang sehat dan aman untuk seluruh warganya.
Rasulullah ShallalLahu ‘alaihi wa Sallam bersabda : “Karena itu hendaknya kalian berpegang teguh dengan Sunnahku dan Sunnah Khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjuk. Berpegang teguhlah dengan sunnah itu dan gigitlah sunnah-sunnah itu dengan gigi-gigi geraham kalian (peganglah dan amalkan dengan kuat)”. (HR.Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah dan at-Tirmidzi)
Pengirim : Dahlia Kumalasari, Surabaya, Jawa Timur