Senin 25 Nov 2019 20:47 WIB

Kurikulum Diganti, akankah Lebih Baik Lagi?

Implementasi kurikulum sebelumnya dinilai masih menyisakan masalah.

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pendidikan/Ilustrasi
Foto: Antara
Pendidikan/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Seolah sudah bisa ditebak bahwa pergantian menteri pergantian pula kurikulum. Presiden memerintahkan secara langsung Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim untuk membongkar kurikulum secara besar-besaran. Wacananya pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris serta pendidikan karakter berbasis agama dan Pancasila menjadi mata pelajaran utama SD. 

Mata pelajaran Bahasa Inggris dihapus untuk SMP dan SMA lantaran sudah dituntaskan di SD. SMP ke depan juga tidak boleh lebih dari lima mata pelajaran. Sementara SMA maksimal enam mata pelajaran tanpa penjurusan.

Wacana ini menyisakan pro kontra. Pasalnya implementasi kurikulum sebelumnya saja masih menyisakan masalah. Mengganti kurikulum tak semudah membalikkan telapak tangan. Butuh proses sampai bertahun tahun agar sampai kelihatan hasilnya.

Berbagai persoalan yang melanda dunia pendidikan saat ini mestinya dicari akar masalahnya sehingga solusinya pun tepat. Jadi bukan hanya semata-mata mengikuti perkembangan zaman, tercipta link and match antara pendidikan dan industri atau menyederhanakan administrasi dan mata pelajaran.