Di balik lenggak-lenggok lincah bintang hallyu ada kisah suram yang jarang diekspose. Rerata KPopers atau pecinta drakor tak menyadari sejauh itu. Mereka terhipnotis oleh hype dan gemerlapnya dunia mereka. Cowok dengan wajah almost perfect dan cewek semampai dengan kaki jenjang, jadi daya tarik yang mereka jual. Dari oplas sampai bertahun-tahun menjadi trainee hingga akhirnya debut, mereka lakoni demi popularitas yang menjanjikan. Lalu kehidupan tak normal dengan terenggutnya privasi jadi konsekuensi kelam yang harus dihadapi saat sukses kelak.
Dengan pola hidup seperti itu tak sedikit artis Korea yang depresi lalu berakhir bunuh diri. Penyebab depresi mereka beragam dari mulai redupnya popularitas sampai bully-an netizen yang berlebihan. Bukan hhanya itu, penampilan menarik dan popularitas tak menjamin bahagia. Ada yang mengakhiri hidup saat karir sedang di puncak.
Kurang cantik apa Sulli, Go Hara, dan Jang Ja Yeon. Serta Park Yong Ha dan Jonghyun Shinee kurang apa? Mereka memilih akhir tragis untuk hidup mereka. Mereka adalah korban gaya hidup yang serba bebas. Terjebak standar bahagia adalah memiliki wajah cakep dan populer. Namun jiwa mereka kosong dari nilai-nilai ruhiyah. Kehidupan mereka kering dari nilai ibadah.
Dari fenomena ini maka masihkah kalian sebagai remaja muslim menggandrunginya. Turut menjadi fandom lalu lupa dengan identitas sebagai muslim. Menggadaikan kehormatan sebagai muslimah hanya demi bisa foto bareng. Mengorbankan waktu yang Allah anugerahkan demi stalking karena semata kepo.
Korean wave yang menginvasi Indonesia selama satu dasawarsa terakhir menyasar remaja sebagai pasarnya. Remaja muslim termasuk di dalamnya. Melalaikan mereka dari memahami hakikat hidup yang sebenarnya sebagai hamba Allah. Menghadirkan kebahagiaan semu yang cenderung halu.
Ketahuilah gemerlap panggung mereka sungguh hanya sesuatu yang menipu. Membawa remaja pada khayalan hidup bahagia lewat lagu dan tarian. Pada faktanya para bintang hallyu itu pun merasakan dahaga pada kehidupan mereka.
Dalam Qur'an surat Al-Asr, Allah bersumpah bahwa manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman, beramal salih, dan yang saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran. Kebahagiaan manusia adalah saat meraih rida Allah. Ketentraman hidup adalah saat kita dekat dengan Allah.
Allah berfirman dalam QS. Al-Hadid ayat 20:
اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ ۖ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا ۖ وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ ۚ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
" Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu."
Tafsir Al-Muyassar menjelaskan tentang ayat tersebut, bahwa di akhirat terdapat siksa yang pedih bagi orang-orang kafir dan munafik, serta ampunan dari Allah untuk dosa hamba-hamba-Nya yang beriman serta keridaan dari-Nya. Dan kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang fana, tidak abadi. Maka barangsiapa yang mendahulukan kesenangan yang fana atas kenikmatan Akhirat, maka ia adalah orang yang merugi dan tertipu.
Dunia gemerlap, berlimpah harta, dengan wajah sedap dipandang adalah fana saat bukan Akhirat tujuan kita. Yang di dunianya kering dari nilai-nilai ruhiyah Islam, sesungguhnya merugi dan sedang tertipu. Al-Qur'an sudah memeringati agar manusia tidak terperosok ke neraka.
Akhirul kalam, buat kalian remaja muslim jangan terbawa arus korean wave. Kalian memiliki jati diri sebagai hamba Allah. Menjadi fandom hanya akan melalaikan juga menjauhkan diri dari ketaatan pada Allah dan keridaan-Nya. Antara Hallyu dan halu hanya tersekat tabir tipis. Hallyu hanya menawarkan hidup yang halu. Wallahua'lam.
Pengirim: Eva Priyawati, S.Pd.