Kamis 05 Dec 2019 17:32 WIB

Wacana Penerapan AI dalam Pemerintahan Indonesia

Penerapan AI di birokrasi bisa menjadi jalan pembenahan yang efektif

Aparatur Sipil Negara (ilustrasi)
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Aparatur Sipil Negara (ilustrasi)

Dilansir dari tirto.id, Presiden Jokowi berencana untuk memotong jabatan eselon III dan IV, yang akan digantikan dengan AI (Artificial Intelligence) atau kecerdasan buatan. Hal ini dilakukan sebagai bentuk dari pembenahan birokrasi yang selama ini dianggap rumit dan berbelit.

Pembenahan birokrasi merupakan hal yang penting bagi pemerintah untuk saat ini. Karena baik dan buruknya birokrasi menunjukan kredibilitas pemerintah dalam menjalankan tugas-tugasnya. Apalagi di era revolusi industri 4.0 ini, teknologi semakin berkembang. Oleh karena itu, pemerintah seharusnya dapat memanfaatkan teknologi sebaik-baiknya.

AI atau kecerdasan buatan sudah banyak digunakan dalam kehidupan manusia, khususnya dalam bidang pemerintahan. Salah satu negara yang dengan pesat menerapkan AI adalah China. Berbeda dengan China, negara Indonesia belum secara kompleks menerapkan AI. Namun, dengan adanya wacana untuk menerapkan AI dalam pemerintahan, dapat menjadi pendorong untuk penerapan AI di Indonesia yang lebih kompleks.

Penerapan AI dalam pemerintahan sebagai bentuk pembenahan birokrasi, bisa saja menjadi jalan yang efektif dan efisien. Namun, penggunaan AI mungkin saja tidak dapat berjalan dengan baik, karena beberapa faktor, seperti biaya yang mahal, kesiapan pemerintah yang belum menyeluruh,  dsb. Oleh karena itu, pemerintah harus cermat, sehingga tidak berakhir dengan kegagalan dan malah merugikan banyak pihak.

Pengirim : Ryan Alhakim, Mahasiswa

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement