REPUBLIKA.CO.ID, Sangat memprihatinkan. Lagi-lagi bangsa ini terancam persatuannya karena kegaduhan. Saat ini kegaduhan dimunculkan lagi oleh putri proklamator bangsa. Sebelumnya, dengan puisinya, ia membandingkan kidung dengan azan, konde dengan cadar.
Tentu saja hal itu menyinggung Muslimin. Kemudian beliau minta maaf. Dengan kebesaran hati kaum Muslim pun memaafkan. Dan tidak ada sanksi dan tindakan apa pun dari negara. Karena tidak ada efek jera, hal yang sama diulangnya.
Kali ini beliau membandingkan antara Rasulullah SAW dan ayahandanya. Sungguh sebuah perbandingan yang tidak seimbang. Wajar jika hal ini kembali menyinggung perasaan kaum Muslim.
Jika persatuan didamba dan selalu disuarakan pentingnya toleransi, adalah sangat disayangkan pernyataan beliau. Perlu adanya ketegasan dari pemerintah agar persatuan bangsa tetap terjaga.
PENGIRIM: Rahmah Bangun, Malang, Jawa Timur