Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Deffy Ruspiyandy

5 Keuntungan Memberi Baju Lebaran Untuk Anak Yatim

Gaya Hidup | Thursday, 21 Apr 2022, 09:54 WIB

Tak terasa Ramadhan hampir di penghujungnya dan memasuki sepuluh hari terakhir. Pada satu sisi orang berlomba-lomba melaksanakan itikaf tetapi sementara pada satu sisi yang lain justeru sibuk membelanjakan uang yang dimiliki dengan membeli makanan dan minuman untuk Lebaran serta belanja baju baru yang hendak dipakai.

Sah-sah saja siapapun membeli baju untuk Lebaran. Namun alangkah lebih indahnya ketika membelanjakan baju Lebaran tersebut dapat disishkan untuk orang yang membutuhkan khususnya anak yatim. Bisa jadi mereka hidup kekurangan dan ibunya tak mampu membeli baju Lebaran, maka tak salah kitalah yang memiliki kelebihan harta untuk membelikannya.

Membahagiakan anak yatim pada Lebaran sebuah amal ibadah yang berlipat ganda (FOTO :Republika.co.id)

Melakukan hal ini jelas menyenangkan orang lain tetapi apa yang dilakukan sesungguhnya memberi keuntungan bagi yang melakukannya. Beberapa keuntungan yang didapat jika mampumelakukannya.

Pertama, berbagai rezeki dalam bentuk sedekah akan mengundang pahala dan Allah akan membalas dengan berlipat-lipat rezeki kita. Orang yang bersedekah takkan pernah merugi dan jatuh miskin bahkan bisa jadi rezekinya bertambah dan terus bertambah serta berkah.

“Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezeki sebaik-baiknya.” (QS. Saba’: 39).

Kedua, Lebaran akan semakin bermakna dan menenangkan jiwa. Setelah kita menyempurnakan ibadah shaum dengan mengeluarkan zakat fitrah maka alangkah lebih baik kita pun berbagi bagi anak yatim. Membahagiakan orang lain sama artinya dengan membahagiakan diri sendiri dan dampaknya tetap akan kembali kepada kita sendiri.

Dalam kitab Al ‘Athiyyatul Haniyyah dijelaskan “Barang siapa yang membahagiakan orang mukmin lain, Allah Ta’ala menciptakan 70.000 malaikat yang ditugaskan memintakan ampunan baginya sampai hari kiamat sebab ia telah membahagiakan orang lain. Sumber: https://islam.nu.or.id/khutbah/fadhilah-membahagiakan-orang-lain-lbAl9

Ketiga, bisa jadi itu adalah wujud dari keberhasilan ibadah shaum kita. dengan shaum maka kita akan merasakan bagaimana pahitnya kehidupan orang lain yang tak bisa makan dan minum. Ini akan lebih dahsyat lagi karena kita bisa memberi bagi orang lain khususnya kita menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain.

Rasulullah SAW dalam hal ini bersabda, "Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain." (H.R. Bukhari).

Keempat, memperhatikan anak yatim berarti sama artinya dengan melakukan apa yang telah dilakukan oleh Rasulullah. Karenanya peduli dan mau berbagi dengan anak yatim maka itu takkan pernah sia-sia dan tentu menjadi perbuatan yang sangat dicintai oleh Allah.

“Bahwa saya dan orang-orang yang memelihara anak yatim dengan baik akan berada di surga, bagaikan dekatnya jari telunjuk dengan jari tengah, lalu Nabi mengangkat tangannya dan memperlihatkan jari telunjuk dan jari tengahnya, lalu ia renggangkan.” (HR al-Bukhari).

Kelima, dengan terbiasa peduli kepada anak yatim siapa tahu, apa yang dilakukannya bisa menjadi jalan baginya menuju surga. Memperhatikan anak yatim adalah perbuatan mulia yang takkan pernah merugikan bagi yang melakukannya.

"Orang yang memelihara anak yatim di kalangan umat muslimin, memberikannya makan dan minum, pasti Allah akan masukkan ke dalam surga, kecuali ia melakukan dosa yang tidak bisa diampuni." (HR. Tirmidzi).

Itulah lima keuntungan ketika kita mampu membelikan baju baru bagi anak yati. Bukankah itu membahagiakan ? Karena selain kita dan keluarga bisa berlebaran maka mereka pun sama-sama bisa ikut pula berlebaran. Semoga rezeki kita semua menjadi berkah karenanya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image