REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Perdana Menteri Israel Yair Lapid menyatakan harapan pada Ahad (10/7), bahwa negaranya akan menjalin hubungan diplomatik formal dengan Arab Saudi, terlebih dalam kunjungan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden. Tel Aviv dan Riyadh tidak memiliki hubungan diplomatik resmi meski bersama-sama menjalin keamanan rahasia melawan Iran.
"Israel mengulurkan tangannya ke semua negara di kawasan itu dan menyerukan kepada mereka untuk membangun hubungan dengan kami, menjalin hubungan dengan kami, dan mengubah sejarah untuk anak-anak kami," kata Lapid selama pertemuan kabinet mingguan.
Lapid mengatakan, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan membawa pesan perdamaian dan harapan dari Israel ketika berangkat ke Arab Saudi. Hubungan Israel dengan negara-negara Arab telah berkembang sejak normalisasi hubungan dengan empat negara Arab pada 2020 sebagai bagian dari Abraham Accords yang ditengahi AS.
Biden dijadwalkan tiba di Israel pada Rabu (13/7) untuk perjalanan tiga hari yang juga akan mencakup pertemuan dengan pejabat Palestina di wilayah pendudukan Tepi Barat. Dari sana, dia akan terbang langsung ke Arab Saudi.
Dalam sebuah opini di Washington Post pada Ahad, Biden mengatakan, dia memiliki tujuan untuk membawa kedua negara lebih dekat. "Saya juga akan menjadi presiden pertama yang terbang dari Israel ke Jeddah, Arab Saudi,” tulis Biden.
"Perjalanan itu juga akan menjadi simbol kecil dari hubungan yang sedang berkembang dan langkah-langkah menuju normalisasi antara Israel dan dunia Arab, yang sedang diperdalam dan diperluas oleh pemerintahan saya," ujarnya.
Hubungan formal dengan Arab Saudi akan menjadi kudeta diplomatik besar bagi Israel. Kerajaan itu secara terbuka enggan mengakui kerja sama dengan Israel.
Raja Arab Saudi Salman telah lama menjadi pendukung Palestina dan keinginan untuk mendirikan negara merdeka di Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem timur. Israel merebut ketiga wilayah pada 1967, meskipun menarik pasukan dan pemukimnya dari Gaza pada 2005.
Arab Saudi juga telah lama mengkondisikan pembentukan hubungan diplomatik penuh dengan Israel pada solusi dua negara untuk konflik selama beberapa dekade dengan Palestina. Israel dan Palestina belum mengadakan negosiasi substantif dalam lebih dari satu dekade.
Tapi beberapa tahun terakhir telah terlihat tanda-tanda perubahan sikap. Arab Saudi telah mengizinkan penerbangan antara Israel dan negara-negara Teluk untuk melintasi wilayah udaranya. Pada 2020, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan terbang ke Arab Saudi untuk bertemu dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman. Bahkan minggu lalu beberapa wartawan pertahanan Israel mengunjungi kerajaan dan menerbitkan laporan berita tentang sambutan mereka.