Setelah Absen Dua Tahun, Grebeg Besar Kembali Digelar
Rep: c02/ Red: Yusuf Assidiq
Suasana Grebek Besar yang digelar di pelataran Masjid Agung Surakarta. | Foto: Muhammad Noor Alfian
REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Pascapandemi selama dua tahun, akhirnya tradisi Grebeg Besar kembali digelar. Grebek berlangsung di pelataran Masjid Agung Surakarta, Jawa Tengah, pada Ahad (10/7/2022) pukul 10.45 WIB kemarin.
Pengulu tafsir Anom, Kanjeng Raden KRAT Muh Mukhtarom Pujonegoro mengatakan, akhirnya grebek sebagai wujud syukur kepada Allah SWT bisa dinikmati masyarakat lagi. Sebelumnya, dua tahun lalu grebek diganti dengan syukuran di Keraton.
"Karena saat ini kondisinya sudah membaik. Grebek yang merupakan tradisi yang harus dilestarikan dari keraton kembali digelar," ungkapnya
Sama seperti sebelumnya, prosesi kirab Grebeg Besar dimulai dari Sithinggil, melewati Alun-alun Utara, menuju Masjid Agung Surakarta. Barisan terdepan berupa pemain drum band kemudian prajurit Keraton serta kerabat Keraton.
Sedangkan, di barisan belakang para abdi dalem yang membawa dua gunungan yakni gunungan laki-laki dan perempuan. Gunungan perempuan berisi hasil bumi seperti cabai, kacang, tahu, telur, terong, dan kentang. Sedangkan gunungan laki-laki berisi makanan matang seperti rengginang.
Setelah sampai di kawasan Masjid Agung, dua gunungan diserahkan kepada takmir masjid untuk didoakan. Selesai didoakan, gunungan Estri menjadi rebutan para warga di halaman Masjid Agung. Dalam sekejap, isi dari gunungan tersebut langsung habis.
Sedangkan, untuk gunungan Jeler dibawa kembali ke Keraton kemudian menjadi rebutan abdi dalem di halaman Keraton. Seorang warga yang ikut berebut gunungan di pelataran Masjid Agung, Yeni (45) asal Solo mengatakan bahwa baru pertama kali mengikuti grebek.
Walaupun, ia mengaku sudah tahu ada agenda grebek. "Ini pertama kalinya, sebenernya sih sudah tahu. Untuk maknanya grebek saya kurang tahu maknanya, tapi menurut saya bagus untuk melestarikan kebudayaan," ungkapnya.