REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kebijakan vaksinasi booster atau dosis ketiga di tempat publik yang diterbitkan pemerintah Kota Bandung beberapa waktu lalu masih belum mendongkrak angka vaksinasi. Penyebabnya kebijakan tersebut masih baru beberapa hari dilaksanakan.
"Belum signifikan," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung dr Ahyani Raksanagara saat dikonfirmasi, Senin (11/7/2022). Ia menuturkan kondisi tersebut terjadi karena kebijakan masih baru digulirkan.
Namun, di beberapa puskesmas, angka vaksinasi booster mulai meningkat disebabkan aturan perjalanan. "Beberapa puskesmas sudah meningkat terutama karena aturan perjalanan," katanya.
Terpisah, Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengatakan angka vaksinasi booster masih tertahan di angka 35 persen. Kenaikan angka vaksinasi yang lamban diperkirakan karena masyarakat merasa sudah percaya diri pandemi selesai.
"Mungkin orang sudah percaya diri, nganggap udah agak selesai pandeminya. Nyatanya sekarang kalau kita lihat indikator terjadi peningkatan," katanya.
Ia berharap melalui kebijakan vaksinasi booster di tempat publik masyarakat lebih dipaksa untuk divaksin. Sehingga percepatan vaksinasi dapat memenuhi target 50 persen di akhir Agustus.
"Ya mudah-mudahan lah, agak sedikit dipaksa lewat regulasi, kita ingatkan lagi, mudah-mudahan percepatannya bisa dilakukan melebihi target," katanya. Ia berharap agar masyarakat menyadari hal tersebut.
Selain itu, pihaknya menyiapkan gerai-gerai vaksinasi di tempat publik untuk menggenjot vaksinasi booster.