REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sehubungan dengan pemberitaan yang dimuat Republika.co.id pada Sabtu (9/7/2022) dengan judul 'Komentar Luhut Soal Harga Sawit Turun karena Ukraina Dipertanyakan', Biro Komunikasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) menyampaikan klarifikasi lewat hak jawab. Kepala Biro Komunikasi Kemenko Marves Andreas Dipi Patria mengatakan, pemberitaan media terhadap Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan terkesan menyalahkan secara personal.
Hak jawab dilayangkan untuk menjelaskan tentang berita berjudul 'Komentar Luhut Soal Harga Sawit Turun karena Ukraina Dipertanyakan' (https://www.republika.co.id/berita/repcw3328/komentar-luhut-soal-harga-sawit-turun-karena-ukraina-dipertanyakan) yang dimuat pada 9 Juli 2022. "Setelah melalui telaah dan kajian yang kami lakukan, pemberitaan-pemberitaan media terhadap Menko Marves Luhut B Pandjaitan pada konteks harga tandan buah segar (TBS) ini menurut hemat kami, terkesan menyalahkan dan menyudutkan secara personal," ujar Andreas, dikutip Senin (11/7/2022).
Ia melanjutkan, pemberitaan baik judul dan isi berita, yang disampaikan dalam pemberitaan tidak sesuai dengan fakta-fakta sebenarnya yang disampaikan Luhut. "Terutama pada narasi yang menyebutkan dan menjelaskan bahwa Menko Marves secara gamblang menyalahkan Pemerintah Ukraina atas anjloknya nilai jual TBS di pasar global maupun di Indonesia saat ini," katanya.
"Kami melihat kalimat tersebut memiliki kecenderungan untuk membangun opini bahwa Menko Marves menyalahkan Ukraina atas jatuhnya harga sawit, yang sebenarnya Menko Luhut hanya mengungkapkan fakta yang sedang terjadi di Ukraina yang berdampak pada Indonesia. Lebih lanjut kami bahwa Menko Marves tidak menyalahkan Ukraina, namun yang diungkapkan adalah mekanisme pasar sebagai bentuk sebab akibat," tulis Andreas dalam hak jawabnya.
Terkait pemberitaan harga TBS, Andreas mengatakan, Kemenko Marves khawatir isu ini akan digiring ke arah yang kurang tepat dan bijak. "Sehingga akan timbul kegaduhan atau polemik dan menjadi 'bola liar' di tengah-tengah publik yang bisa dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.