Senin 11 Jul 2022 15:14 WIB

China Dukung Upaya ASEAN Bangun Zona Bebas Nuklir

China siap menandatangani protokol Traktat Zona Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolandha
 Menteri Luar Negeri China Wang Yi tiba di Pertemuan Menteri Luar Negeri G20 di Nusa Dua, Bali, Jumat (8/7/2022). Bali menjadi tuan rumah Pertemuan Menteri Luar Negeri G20 selama dua hari dari 07 hingga 08 Juli 2022.
Foto: EPA-EFE/ANGELO CARCONI
Menteri Luar Negeri China Wang Yi tiba di Pertemuan Menteri Luar Negeri G20 di Nusa Dua, Bali, Jumat (8/7/2022). Bali menjadi tuan rumah Pertemuan Menteri Luar Negeri G20 selama dua hari dari 07 hingga 08 Juli 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri (Menlu) China Wang Yi menegaskan dukungan China kepada Organisasi PBB Asia Tenggara (ASEAN) dalam sejumlah hal. Salah satunya Beijing mendukung upaya ASEAN untuk menciptakan kawasan Asia Tenggara yang bebas senjata nuklir.

"Kami akan terus mendukung upaya ASEAN dalam membangun zona bebas senjata nuklir," ujar Wang Yi dalam pidato kebijakan China di Sekretariat ASEAN di Jakarta, Senin (11/7/2022).

Baca Juga

"Kami juga menegaskan kembali bahwa China siap menandatangani protokol Traktat Zona Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara setiap saat," lanjutnya.

Wang Yi menuturkan bahwa ini merupakan langkah siap pertama Beijing yang dilakukan dalam upaya mendukung ASEAN guna merealisasikan visi China menjadi negara yang menjaga perdamaian dunia. "Kami berharap untuk membuka jalan keamanan baru yang memilih dialog daripada konfrontasi, kemitraan daripada aliansi, dan win win solution atas langkah zero-sum, dan mempraktikkan prinsip-prinsip bagaimana negara tetangga terjalin," katanya.

Wang Yi dalam pidatonya juga menekankan bahwa kepercayaan adalah dasar dan kebaikan yang lebih besar prioritas dan ketulusan dalam berinteraksi merupakan pondasi membangun kawasan yang damai.

Wang Yi mengatakan, China bangga atas pencapaian dalam kerja keamanan China-ASEAN yang semakin memunculkan progres terbaiknya. Menurutnya, dengan implementasi penuh dari Declaration on the Conduct of Parties in the South China Sea (DoC) dan konsultasi Code of Conduct (CoC), maka perbedaan pengelolaan perbedaan dan klaim di Laut China Selatan dapat diatasi.    

"Situasi di perairan tersebut saat ini stabil secara keseluruhan, dan tidak ada masalah dengan bebas navigasi dan penerbangan," kata dia.

Selain itu, militer dan keamanan saling bertukar pengalaman serta memperdalam kerja sama nontradisional di kawasan tersebut. Beberapa kerja sama yang dijalankan antara lain, perang melawan terorisme, response iklim, keamanan siber, perang melawan kejahatan transnasional, dan penanggulangan bencana.

Wang Yi melanjutkan bahwa dalam pidato di KTT ASEAN-China, Presiden Xi Jinping mengajukan Prakarsa Keamanan Global (GSI) yang menawarkan solusi China untuk perdamaian global dan keamanan global. Xi Jinping mengumumkan untuk memperkuat hubungan dengan kemitraan komprehensif, kooperatif dan keberlanjutan.

"Kita perlu dengan tegas memperjuangkan visi keamanan bersama, komprehensif, kooperatif dan berkelanjutan dan tetap berkomitmen untuk menjaga kedaulatan dan integritas teritorial semua negara," kata Wang Yi.

Semau ini, sambungnya, tidak terlepas dari kawasan yang terbuka, multilateralisme dan kerja sama yang saling menguntungkan. Ia menjelaskan masalah keamanan dapat ditangani dengan menyelesaikan perbedaan dan perselisihan dengan cara damai melalui dialog dan konsultasi, dalam upaya untuk melindungi rumah bersama dan mempertahankannya demi kepentingan mendasar dalam perdamaian dan stabilitas.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement