Senin 11 Jul 2022 15:45 WIB

Kisah Mufti Ukraina 'Turun Gunung' Ikut Membela Negaranya

Muslim membentuk hampir satu persen dari populasi di Ukraina.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
Masjid Sultan Suleiman di Kota Mariupol Ukraina. Kisah Mufti Ukraina 'Turun Gunung' Ikut Membela Negaranya
Foto: istimewa
Masjid Sultan Suleiman di Kota Mariupol Ukraina. Kisah Mufti Ukraina 'Turun Gunung' Ikut Membela Negaranya

REPUBLIKA.CO.ID, KYIV -- Pada saat Rusia menyerbu, Mufti Said Ismahilov yang berusia 43 tahun, merupakan salah satu pemimpin spiritual Muslim Ukraina. Ia memutuskan akan menyingkir dari kewajiban agamanya untuk memperjuangkan negaranya.

Pada akhir tahun lalu, ketika peringatan akan serangan yang akan segera terjadi semakin keras, Ismahilov mulai berlatih dengan batalion pertahanan teritorial setempat. Saat itu dia telah menjabat sebagai mufti selama 13 tahun.

Baca Juga

Lahir dan dibesarkan di Donetsk di Ukraina Timur, Ismahilov pernah melarikan diri dari Rusia sebelumnya, pada 2014, ketika separatis yang didukung Moskow merebut kotanya. Dia akhirnya pindah ke pinggiran kota yang tenang di luar Kyiv yang disebut Bucha, hanya untuk menemukan dirinya, delapan tahun kemudian, di jantung serangan Moskow di Kyiv. Rasanya seolah-olah ancaman pendudukan Rusia tidak akan pernah berakhir.

 

“Kali ini saya membuat keputusan saya tidak akan melarikan diri, saya tidak akan melarikan diri, tetapi saya akan berjuang” katanya dalam sebuah wawancara dengan The Associated Press di Kostiantynivka, dilansir dari Al Arabiya, Ahad (10/7/2022).

 

Ismahilov mulai bekerja sebagai pengemudi militer untuk paramedis yang mengevakuasi yang terluka dari garis depan atau kota-kota yang terkepung. Dia ditugaskan mengemudi dalam kondisi yang sangat berbahaya, tetapi juga secara emosional mendukung mereka yang terluka parah. 

“Jika Anda tidak takut dan Anda bisa melakukan ini, maka itu sangat penting. Nabi sendiri adalah seorang pejuang,” kata Ismaililov.

 

“Jadi saya mengikuti teladannya dan saya juga tidak akan lari, atau bersembunyi. Saya tidak akan berpaling dari orang lain," tambahnya. 

 

Ismahilov adalah salah satu dari puluhan Muslim Ukraina yang berkumpul di masjid di Kostiantynivka pada Sabtu untuk memperingati Idul Adha. Masjid itu sekarang menjadi masjid operasional terakhir yang tersisa di wilayah yang dikuasai Ukraina di Donbas. Ismahilov mengatakan kepada AP bahwa ada sekitar 30 masjid di wilayah itu secara total tetapi sebagian besar sekarang berada di tangan Rusia.

 

Pekan lalu, Rusia merebut kota Lysychansk, benteng besar terakhir perlawanan Ukraina di provinsi timur Luhansk. Gubernur wilayah Luhansk mengatakan pada Sabtu bahwa pasukan Rusia sekarang menekan ke arah perbatasan dengan wilayah tetangga Donetsk.

 

Muslim membentuk hampir satu persen dari populasi di Ukraina, yang didominasi Kristen Ortodoks. Ada populasi Muslim yang besar di Krimea, rumah bagi Tatar Krimea dan dianeksasi secara ilegal oleh Rusia pada tahun 2014. Jumlahnya melonjak hingga 12 persen.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement