Senin 11 Jul 2022 15:55 WIB

Dishub DKI akan Pisahkan Penumpang Laki-Laki dan Perempuan di Angkot

Pemisahan penumpang laki-laki dan perempuan unuk mencegah pelecehan seksual.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Nur Aini
Warga melintasi deretan angkutan kota (Angkot) di Stasiun Tanah Abang, Jakarta, Selasa (1/6/2021). Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan, pihaknya berencana untuk memisahkan tempat duduk pria dan perempuan dalam angkutan kota (angkot).
Foto: ANTARA/Reno Esnir
Warga melintasi deretan angkutan kota (Angkot) di Stasiun Tanah Abang, Jakarta, Selasa (1/6/2021). Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan, pihaknya berencana untuk memisahkan tempat duduk pria dan perempuan dalam angkutan kota (angkot).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan, pihaknya berencana untuk memisahkan tempat duduk pria dan perempuan dalam angkutan kota (angkot). Menurut dia, hal itu menanggapi pelecehan seksual di dalam angkutan umum yang sempat terjadi sebelumnya.

“Kami akan melakukan pengaturan pemisahan tempat duduk bagi penumpang angkot, di mana penumpang wanita kami harapkan untuk duduk di sisi sebelah kiri dan penumpang pria duduk di sisi sebelah kanan,” kata dia, Senin (11/7).

Baca Juga

Selain memisahkan penumpang berdasarkan jenis kelamin, sebelumnya Dishub melarang kaca film di dalam angkot.

“Saat ini seluruh angkutan umum yang perizinannya dikeluarkan oleh Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta sudah tanpa kaca film, hal ini dimaksudkan untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya pelecehan di dalam angkot,” kata Syafrin kepada awak media, 

Dengan adanya rencana baru meminimalisasi pelecehan seksual dalam angkot, Diskub akan segera memisahkan tempat duduk pria dan perempuan. Pengaturan, kata dia, saat ini tengah dimatangkan.

Dia berharap, dengan adanya pemisahan itu, pelecehan seksual ke depannya tidak terulang. Menyoal keamanan, lanjutnya, sejauh ini semua angkot yang terintegrasi dengan Program Jaklingko melalui PT Transjakarta, telah terpasang CCTV dan memenuhi Standar Pelayanan Minimal.

“Itu sesuai dengan pergub, salah satunya faktor pencahayaan di halte atau stasiun, bus, angkot dan kereta minimal 40 lux,” tutur dia.

Dia menyebut, pihaknya secara berkala juga akan selalu melakukan pengecekan terkait hal tersebut. Sebelumnya, ramai diberitakan terkait pelecehan seksual di angkutan umum jurusan M-44 Tebet-Kuningan. Hingga kini, polisi masih mengusut pelecehan itu dengan memeriksa beberapa saksi demi mencari pelaku.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement