Senin 11 Jul 2022 18:28 WIB

Eropa Gelisah Jelang Penutupan Jalur Gas Nord Stream

Bulan lalu, Rusia memotong 40 persen aliran dari total kapasitas pipa Nord Stream.

Foto udara fasilitas Nord Stream 2. Pipa tunggal terbesar yang membawa gas Rusia ke Jerman akan menjalani pemeliharaan tahunan pada Senin (11/7/2022). Akan tetapi, negara-negara Eropa khawatir penutupan jalur gas yang semula direncanakan selama 10 hari mungkin diperpanjang karena perang di Ukraina.
Foto: AP Photo/Michael Sohn
Foto udara fasilitas Nord Stream 2. Pipa tunggal terbesar yang membawa gas Rusia ke Jerman akan menjalani pemeliharaan tahunan pada Senin (11/7/2022). Akan tetapi, negara-negara Eropa khawatir penutupan jalur gas yang semula direncanakan selama 10 hari mungkin diperpanjang karena perang di Ukraina.

REPUBLIKA.CO.ID, FRANKFURT -- Pipa tunggal terbesar yang membawa gas Rusia ke Jerman akan menjalani pemeliharaan tahunan pada Senin (11/7/2022). Akan tetapi, negara-negara Eropa khawatir penutupan jalur gas yang semula direncanakan selama 10 hari mungkin diperpanjang karena perang di Ukraina.

Pipa Nord Stream 1 mengangkut 55 miliar meter kubik gas per tahun dari Rusia ke Jerman di bawah Laut Baltik. Pemeliharaan berlangsung dari 11 hingga 21 Juli 2022.

Baca Juga

Operator Nord Stream AG mengonfirmasi penutupan dimulai sesuai rencana pada 0600 CET atau pukul 11.00 WIB dan aliran gas akan turun ke nol beberapa jam kemudian.

Bulan lalu, Rusia memotong 40 persen aliran dari total kapasitas pipa, dengan alasan keterlambatan pengembalian peralatan yang dilayani oleh Siemens Energy Jerman di Kanada. Kanada mengatakan pada akhir pekan akan mengembalikan turbin yang diperbaiki, tetapi juga mengatakan akan memperluas sanksi terhadap sektor energi Rusia.

Eropa khawatir Rusia dapat memperpanjang pemeliharaan terjadwal untuk membatasi pasokan gas Eropa lebih lanjut, mengacaukan rencana untuk mengisi penyimpanan untuk musim dingin. Ini juga akan meningkatkan krisis gas yang telah mendorong tindakan darurat dari pemerintah dan tagihan yang sangat tinggi bagi konsumen.

Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck mengatakan negara itu harus menghadapi kemungkinan bahwa Rusia akan menangguhkan aliran gas melalui Nord Stream 1 di luar periode pemeliharaan yang dijadwalkan. "Berdasarkan pola yang telah kita lihat, tidak akan terlalu mengejutkan sekarang jika beberapa detail teknis kecil ditemukan dan kemudian mereka bisa mengatakan 'sekarang kita tidak bisa menyalakannya lagi'," kata Habeck di sebuah acara, akhir Juni lalu.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menolak klaim bahwa Rusia menggunakan minyak dan gas untuk memberikan tekanan politik, dengan mengatakan penutupan jalur gas untuk pemeliharaan adalah agenda rutin yang dijadwalkan. Tidak ada yang "menciptakan" perbaikan apa pun.

Ada jaringan pipa besar lainnya dari Rusia ke Eropa. Tetapi, alirannya telah menurun secara bertahap dan Ukraina menghentikan satu rute transit gas pada Mei akibat campur tangan pasukan pendudukan Rusia.

Rusia telah memotong pasokan gas ke beberapa negara Eropa yang tidak memenuhi permintaan pembayaran dalam rubel. "Beberapa bulan terakhir telah menunjukkan satu hal: Putin tidak mengenal tabu. Oleh karena itu, penghentian total pasokan gas melalui pipa Nord Stream tidak dapat dikesampingkan," kata Timm Kehler, direktur pelaksana asosiasi industri Jerman Zukunft Gas.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement