UII Tingkatkan Kapasitas Pemimpin Perguruan Tinggi di Indonesia
Rep: Wahyu Suryana/ Red: Muhammad Fakhruddin
UII Tingkatkan Kapasitas Pemimpin Perguruan Tinggi di Indonesia (ilustrasi). | Foto: Dokumen
REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Universitas Islam Indonesia (UII) menerima hibah Erasmus+ CBHE dengan nama Indonesian Higher Education Leadership (Ihilead). Ini merupakan salah satu langkah peningkatan kapasitas pemimpin-pemimpin perguruan tinggi di Indonesia.
UII bekerja sama dengan University of Gloucestershire di UK, International School for Social and Business Studies di Slovenia dan University of Granada di Spanyol. Selain UII, program melibatkan enam perguruan tinggi di Indonesia.
Mulai dari Universitas Ahmad Dahlan, Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Semarang, Universitas Padjajaran, Universitas Presiden dan STIE Malangkucecwara. Ihilead sendiri dimulai sejak 2021 untuk menyusun kurikulum dan modul pelatihan.
Rektor UII, Prof Fathul Wahid mengatakan, mereka akan memulai Pilot of Staff Training Workshop Training for Leadership Management Development Program secara bauran pada 11-15 Juli 2022. Pelaksanaan fase pertama akan dilaksanakan di UII.
Selain pilot training, akan dibahas mengenai pembentukan asosiasi pengembangan kepemimpinan perguruan tinggi Indonesia sebagai luaran dari IHilead 2022. Fase kedua akan dilaksanakan di Universitas Padjajaran Bandung pada Agustus 2022.
"Pada 2023, Ihilead berharap mampu mengimplementasi jejaring, evaluasi jejaring, serta menyusun rekomendasi dan diseminasi ke anggota konsorsium, yang kemudian akan ditutup dengan laporan hasil pelaksanaan program pada 2024," kata Fathul, Senin (11/7/2022).
Director of Master of Arts Higher Education Leadership and Management dari University of Gloucestershire, David Dawson, turut menyampaikan apresiasinya. Terutama, dapat bekerja sama dengan tujuh perguruan tinggi mitra di Indonesia.
Ia menekankan, Erasmus IHilead turut menjadi wadah berbagi pengalaman pemimpin pemimpin perguruan tinggi dunia. Sehingga, kualitas yang ada mampu diadaptasi, ditularkan dan diaplikasikan pemimpin-pemimpin perguruan tinggi di Indonesia.
David melihat, salah satu tantangan pengembangan kualitas dari perguruan tinggi masih belum terbangunnya sinergi antar generasi. Karenanya, ia berharap, elemen junior maupun senior dalam perguruan tinggi bisa saling belajar satu sama lain.
"Harapan kami, tahun depan jaringan bisa berkembang, sehingga mayoritas pemimpin perguruan tinggi di Indonesia bisa bergabung, sehingga mampu membuat dampak yang lebih besar," ujar David.
Project Leader Erasmus+ iHilead UII, Dr Ilya Fadjar Maharika menambahkan, hari ini tantangan terbesar bagi perguruan tinggi tidak lain mengelola sumber daya. Ditambah, dinamika perguruan tinggi sangat tinggi dan peraturan cepat berubah.
Maka itu, ia berharap, jaringan yang sekarang dalam proses legalisasi berkembang tahun depan. Hal ini untuk memastikan Indonesia memiliki sebuah lembaga yang secara konsisten berkelanjutan bagi pengembangan pemimpin perguruan tinggi.
"Kita berharap, pemimpin-pemimpin perguruan tinggi di Indonesia mampu menjadikan perguruan tinggi terkelola dengan lebih baik, menghasilkan kualitas pembelajaran yang lebih baik dan dampaknya bisa dirasakan lebih luas," kata Ilya.