Polda DIY Imbau Pendatang Hormati Norma yang Berlaku di Yogyakarta

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Fernan Rahadi

Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda DIY Kombes Pol Roberto Pasaribu (kiri), Kabid Humas Polda DIY Kombes Pol Yuliyanto (tengah), dan Wakil Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda DIY, AKBP FX Endriadi (kanan) saat menggelar konferensi pers kasus tindak pidana kejahatan  eksploitasi anak dengan modus mendistribusi video pornografi dan seksual melalui jaringan media sosial (medsos) dan media daring di Mapolda DIY, Senin (11/7/2022).
Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda DIY Kombes Pol Roberto Pasaribu (kiri), Kabid Humas Polda DIY Kombes Pol Yuliyanto (tengah), dan Wakil Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda DIY, AKBP FX Endriadi (kanan) saat menggelar konferensi pers kasus tindak pidana kejahatan eksploitasi anak dengan modus mendistribusi video pornografi dan seksual melalui jaringan media sosial (medsos) dan media daring di Mapolda DIY, Senin (11/7/2022). | Foto: dokpri

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Keributan demi keributan yang beberapa waktu terakhir terjadi sedikit mengusik nama Yogyakarta sebagai Kota Budaya, Kota Wisata dan Kota Pendidikan. Salah satu yang membuat banyak orang marah, pelaku-pelaku merupakan pendatang.

Kabid Humas Polda DIY, Kombes Pol Yuliyanto mengatakan, siapa pun etika merantau ke kampung orang lain sudah seharusnya menghormati nilai-nilai di Yogyakarta. Baik itu untuk keperluan bekerja, belajar atau sekadar berwisata.

"Kita harus menjaga norma-norma yang ada di daerah yang kita datangi, sebagai pekerja, sebagai pelajar, sebagai wisatawan dan lain lain," kata Yuliyanto kepada Republika, Senin (11/7).

Ini sejalan pula dengan nasihat yang pernah disampaikan Sri Sultan Hamengku Buwono X. Selain meminta Polda DIY menindak tegas pelaku, Sultan meminta seluruh pendatang di Yogyakarta menghargai dan menjunjung budaya yang ada di Yogyakarta.

Hal ini menanggapi keributan yang terjadi dua pekan lalu di salah satu tempat hiburan di Babarsari, Seturan, Sleman. Keributan yang melibatkan dua kelompok ini memunculkan julukan miring yang menyebut Babarsari sebagai Gotham City.

Yuliyanto menekankan, sebagai pendatang dari manapun kita, sudah seharusnya semua menghormati norma-norma yang ada di daerah tersebut, termasuk Yogyakarta. Sehingga, tidak berbenturan maupun tidak mendapatkan resistensi warga asli.

"Bukan berarti sukuisme, tapi kita wajib menjunjung tinggi kearifan lokal supaya semuanya bisa hidup berdampingan, supaya semuanya bisa menikmati wisata dengan nyaman, saling menghormati, itu yang harus diutamakan," ujar Yuliyanto. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Terkait


Polda DIY Bongkar Sindikat Eksploitasi Anak Melalui Ajakan Video Seks

Awas, Predator Anak Bisa Manfaatkan FB dan WA

Kerusuhan Babarsari, Polisi Tetapkan Tiga Tersangka Baru

Tersangka Pemicu Kerusuhan Babarsari Yogyakarta Menyerahkan Diri

Aliansi Masyarakat DIY Desak Polisi Tegas Tangani Kasus Kerusuhan Babarsari

Republika Digital Ecosystem

Kontak Info

Republika Perwakilan DIY, Jawa Tengah & Jawa Timur. Jalan Perahu nomor 4 Kotabaru, Yogyakarta

Phone: +6274566028 (redaksi), +6274544972 (iklan & sirkulasi) , +6274541582 (fax),+628133426333 (layanan pelanggan)

[email protected]

Ikuti

× Image
Light Dark