Senin 11 Jul 2022 21:01 WIB

Kemenkes Bersyukur Puncak Kasus Covid-19 Masih 2 Ribuan

Kita bersyukur bukan berarti prediksi salah, tetapi artinya pengendalian kita bagus

Rep: Rr laeny sulisyawati/ Red: Hiru Muhammad
Warga berjalan melintasi mural bertemakan Covid-19 di kawasan Cawang, Jakarta, Jumat (8/7/2022). Pemerintah merevisi status PPKM dari semula level 2 turun menjadi level 1 di Jakarta dan wilayah aglomrasinya yakni Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi mulai 6 Juli hingga 1 Agustus 2022 mendatang. Sementara Wakil Presiden RI Maruf Amin, mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga protokol kesehatan ditengah peningkatan jumlah kasus positif Covid-19.  Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Warga berjalan melintasi mural bertemakan Covid-19 di kawasan Cawang, Jakarta, Jumat (8/7/2022). Pemerintah merevisi status PPKM dari semula level 2 turun menjadi level 1 di Jakarta dan wilayah aglomrasinya yakni Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi mulai 6 Juli hingga 1 Agustus 2022 mendatang. Sementara Wakil Presiden RI Maruf Amin, mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga protokol kesehatan ditengah peningkatan jumlah kasus positif Covid-19. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Peningkatan kasus Covid-19 di Tanah Air sebulan terakhir membuat banyak epidemiolog memperkirakan kasus harian Covid-19 saat puncak kasus bisa 20 ribuan di Juli 2022. Namun, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersyukur meski kasus harian Covid-19 masih, angkanya maksimal 2 ribuan.

"Di pekan kedua dan ketiga Juli 2022 ini, banyak orang bertanya-tanya terjadi kenaikan kasus Covid-19 sampai 20 ribu per hari, apalagi di satu sisi, sekolah juga mulai masuk (pertemuan tatap muka). Ini para epidemiolog dan pengalaman kita yang lalu ataupun negara luar memprediksi kasus harian hingga 20 ribuan," ujar Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril di konferensi virtual, Senin (11/7/2022).

Baca Juga

Kemudian, dia melanjutkan, Kemenkes berupaya melakukan strategi untuk mengendalikan Covid-19. Dengan kasus yang bertambah tak sampai puluhan ribu membuat pihaknya bisa bernapas lega. Artinya, pihaknya bersyukur prediksi kasus harian bisa 20 ribuan tetapi ternyata tidak terjadi. Ia menambahkan, kasus harian Covid-19 sampai saat ini maksimal masih 2 ribuan. 

"Kita bersyukur bukan berarti prediksi salah, tetapi artinya pengendalian kita bagus dan mudah-mudahan kasus harian Covid-19 tidak sampai 20 ribuan. Apalagi angka kematian tidak terlalu tinggi, hanya beberapa orang termasuk hospitalisasi," ujarnya.

Kendati demikian, pihaknya mencatat kasus Covid-19 di daerah Jakarta, Banten, Jawa Barat agak tinggi. Jadi, dia melanjutkan, peningkatan kasus di daerah-daerah ini peringatan keras untuk Jawa Barat, apalagi DKI Jakarta maupun Banten supaya super ketat dan meningkatkan kewaspadaan bersama. 

"Tiga daerah ini harus memperhatikannya. Protokol kesehatan (prokes) harus diingatkan," katanya. Mengenai kesiapan untuk mengantisipasi peningkatan kasus Covid-19, pihaknya mengaku telah menyiapkan  tempat isolasi mandiri, contohnya di Wisma Atlet, Jakarta Pusat, kemudian beberapa tempat yang dikelola oleh pemerintah daerah.  "Dulu sebelum (kasus) Covid-19 melonjak, kan berfungsi dengan baik," katanya.

Kini, ia menambahkan, tempat-tempat ini kembali siap untuk menerima lonjakan pasien Covid-19. Tak hanya itu, dia melanjutkan, menteri kesehatan sudah membuat edaran agar seluruh rumah sakit menyiapkan kapasitas 30 persen dari kapasitas tempat tidur untuk dipakai pasien Covid-19.

Kemudian, Kemenkes mengklaim obat dan alat pelindung diri juga sudah disiapkan. Lebih lanjut, pihaknya meminta seluruh pemerintah daerah dinas kesehatan melakukan pelacakan maupun pemeriksaan agar benar-benar diketahui berapa pasien yang positif yang bisa diisolasi. "Karena dengan isolasi takkan menulari orang lain," ujarnya. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement