Selasa 12 Jul 2022 03:40 WIB

Di tengah harga tinggi, Umat Islam Rayakan Idul Adha

Harga pangan melonjak dan menyebabkan kesulitan yang meluas

Rep: Rossi Handayani/ Red: Agung Sasongko
Warga Afghanistan saat melaksanakan shalat Idul Adha di Masjid Shah-e Do Shamsira, di Kabul (ilustrasi).
Foto: AFP
Warga Afghanistan saat melaksanakan shalat Idul Adha di Masjid Shah-e Do Shamsira, di Kabul (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, MINA -- Jutaan Muslim di seluruh dunia, termasuk di negara-negara seperti Afghanistan, Libya, Mesir, Kenya dan Yaman merayakan Idul Adha pada Sabtu (9/7), salah satu hari libur terbesar dalam kalender Islam.

Dikenal sebagai Hari Raya Kurban, perayaan yang dihormati itu bertepatan dengan ritual terakhir haji tahunan di Arab Saudi. Ini adalah kesempatan yang menggembirakan, di mana makanan adalah ciri khasnya. Sebagian besar Asia, termasuk Indonesia, India dan Pakistan, akan merayakan hari libur pada Ahad (10/7/2022).

Baca Juga

Akan tetapi ketika perang Rusia di Ukraina membuat harga pangan melonjak dan menyebabkan kesulitan yang meluas di Timur Tengah, banyak yang mengatakan mereka tidak mampu membeli ternak untuk kurban. Keputusasaan atas biaya hidup telah melemahkan perdagangan kambing, sapi, dan domba yang biasanya melonjak pada hari libur.

 “Semua orang ingin menyembelih hewan atas nama Allah, tetapi mereka tidak mampu melakukannya karena mereka miskin,” kata Mohammad Nadir dari pasar ternak di Mazar-e-Sharif, Afghanistan utara.

Adapun Idul Adha memperingati kisah Alquran tentang kesediaan Ibrahim untuk mengorbankan Ismail sebagai tindakan ketaatan kepada Tuhan. Sebelum dia bisa melakukan pengorbanan, Tuhan menyediakan seekor domba jantan sebagai persembahan. Dalam kisah Kristen dan Yahudi, Abraham diperintahkan untuk membunuh putra lain, Ishak.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement