REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menguatnya harga sektor komoditas telah mendorong meningkatnya permintaan alat berat dan berbagai pendukung logistik sektor tersebut. Permintaan yang terus menguat itu diperkirakan berlangsung hingga 2023.
Menurut Roadmap Infrastruktur Indonesia, permintaan alat berat akan meningkat beberapa tahun ke depan menyusul rekor tertinggi yang dicapai pada 2021, yang diperkirakan masih akan terjadi pada 2022 dan 2023.
Prospek yang baik tersebut selanjutnya memberikan dampak terhadap pertumbuhan bisnis alat berat yang menurut perkiraan Hinabi (Himpunan Industri Alat Berat Indonesia) pada 2022 sekitar 30 persen hingga 40 persen. Prospek pertumbuhan bisnis alat berat yang terus membaik ke depan tersebut menjadi latar belakang PT Wahana Inti Selaras dalam pengembangan kegiatan usaha, sehingga Perseroan berencana untuk melakukan penghimpunan dana melalui penerbitan obligasi.
Perusahaan yang bergerak bidang bisnis alat berat, pertambangan, agro dan konstruksi berencana pada 11 Juli 2022 untuk melakukan Investor Gathering Penawaran Umum Obligasi I Wahana Inti Selaras Tahun 2022 dengan nilai pokok sebanyak banyaknya Rp 2 triliun.
Presiden Direktur Wahana Inti Selaras Bambang Prijono mengatakan dana tersebut akan digunakan untuk membiayai modal kerja Perseroan dan lima anak usaha yaitu PT Indotruck Utama (ITU), PT Eka Dharma Jaya Sakti (EDJS), PT. Indo Traktor Utama (INTRAMA), PT Prima Sarana Gemilang (PSG) dan PT Prima sarana Mustika (PSM).
Obligasi yang telah meraih peringkat idA (Single A) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) tersebut akan dibagi dalam tiga Seri, yaitu Seri A, Seri B dan Seri C yang masing‐masing memiliki tenor 370 hari, tiga tahun dan lima tahun.
"Jumlah pokok dan besarnya suku bunga masing‐masing seri belum ditentukan namun bunga akan dibayarkan setiap triwulanan," ujarnya, Senin (11/7/2022).
Yang bertindak sebagai Penjamin Pelaksana Untuk Emisi Obligasi ini adalah PT BNI Sekuritas, PT Buana Capital Sekuritas, PT Indo Premier Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk. Sedangkan yang bertindak sebagai Wali Amanat adalah PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk.