Selasa 12 Jul 2022 11:57 WIB

Gedung Putih: Normalisasi Israel-Saudi Bakal Menjadi Proses Panjang

Normalisasi Israel dan Arab Saudi akan menjadi proses yang panjang.

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Esthi Maharani
Gedung Putih mengatakan pada Senin (11/7/2022) waktu setempat bahwa, normalisasi Israel dan Arab Saudi akan menjadi proses yang panjang. Meskipun fokus utama kunjungan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden ke Timur Tengah adalah memajukan hubungan antara Israel dan Saudi.
Foto: AP Photo/Patrick Semansky
Gedung Putih mengatakan pada Senin (11/7/2022) waktu setempat bahwa, normalisasi Israel dan Arab Saudi akan menjadi proses yang panjang. Meskipun fokus utama kunjungan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden ke Timur Tengah adalah memajukan hubungan antara Israel dan Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Gedung Putih mengatakan pada Senin (11/7/2022) waktu setempat bahwa, normalisasi Israel dan Arab Saudi akan menjadi proses yang panjang. Meskipun fokus utama kunjungan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden ke Timur Tengah adalah memajukan hubungan antara Israel dan Saudi.

Biden dijadwalkan mendarat di Bandara Ben Gurion pada Rabu (13/7/2022) untuk kunjungan yang akan mencakup Israel dan Tepi Barat, sebelum berangkat ke Arab Saudi pada Jumat pekan ini. Pejabat Israel telah menyatakan harapan untuk kemajuan hubungan dengan Arab Saudi selama perjalanan.

Baca Juga

Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengecilkan harapan untuk terobosan tersebut. "Sehubungan dengan Israel dan Arab Saudi, saya tidak akan mendahului pekerjaan yang sangat intensif yang akan dilakukan selama perjalanan ini," kata Sullivan seperti dikutip laman Times of Israel, Selasa (12/7/2022). "Normalisasi dalam bentuk apa pun akan menjadi proses yang panjang," ujarnya menambahkan.

Menurutnya, mencari kemajuan dan momentum ke arah tersebut tentu saja menjadi fokus Amerika saat berangkat ke Timur Tengah. Biden akan menjadi presiden AS pertama yang terbang langsung dari Israel ke Arab Saudi.

Pekan lalu, Biden menerka bahwa penerbangan itu adalah "simbol kecil" dari hubungan yang memanas antara Israel dan dunia Arab hingga langkah menuju normalisasi. Sullivan pun mengatakan penerbangan itu sendiri merupakan langkah yang berarti dan langkah yang tidak biasa.

"Ini menunjukkan jenis janji yang dapat dimiliki oleh integrasi yang lebih besar," katanya.

Sementara itu, Wakil Menteri Luar Negeri Israel Idan Roll mengatakan pada Senin bahwa normalisasi dengan Riyadh akan terjadi secara bertahap, tidak seperti pengumuman mengejutkan untuk Kesepakatan Abraham yang melihat Israel menjalin hubungan dengan Uni Emirat Arab dan Bahrain pada 2020. Roll menyatakan harapan bahwa perjalanan Biden akan datang dengan beberapa kemajuan.

Pekan lalu Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz mengatakan, bahwa mungkin ada kemungkinan terobosan selama kunjungan Biden dalam upaya membangun aliansi militer regional melawan Iran yang akan mencakup Arab Saudi. Gantz baru-baru ini berbicara tentang upaya pimpinan AS untuk membangun pakta pertahanan udara regional antara Israel dan sekutu Arabnya di kawasan itu guna melawan ancaman drone dan rudal Iran.

Negara-negara dalam aliansi semacam itu dilaporkan akan mencakup Uni Emirat Arab, Mesir, Yordania, Bahrain, Arab Saudi, dan Qatar. Gantz mengatakan bahwa Israel akan mempercepat upaya Biden selama kunjungan presiden.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement