Selasa 12 Jul 2022 12:24 WIB

Gedung Putih: Iran akan Kirim Ratusan Drone Bersenjata ke Rusia

AS sebut Iran akan menyediakan ratusan drone pesawat nirawak untuk Rusia

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Pencuri Ukraina membawa drone militer Rusia berlatar belakang Antonov An-225, pesawat kargo terbesar di dunia yang dihancurkan oleh pasukan Rusia selama pertempuran baru-baru ini, di bandara Antonov di Hostomel, di pinggiran Kyiv, Ukraina, Senin, 18 April 2022.
Foto: AP/Efrem Lukatsky
Pencuri Ukraina membawa drone militer Rusia berlatar belakang Antonov An-225, pesawat kargo terbesar di dunia yang dihancurkan oleh pasukan Rusia selama pertempuran baru-baru ini, di bandara Antonov di Hostomel, di pinggiran Kyiv, Ukraina, Senin, 18 April 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Gedung Putih pada Senin (11/7/2022) mengatakan, Iran akan menyediakan ratusan drone (UAV), termasuk drone berkemampuan senjata untuk Rusia. Bantuan persenjataan tersebut akan digunakan oleh Moskow dalam perang yang sedang berlangsung di Ukraina.

Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS) Jake Sullivan mengatakan, AS memiliki "informasi" yang menunjukkan Iran sedang bersiap melatih pasukan Rusia untuk menggunakan drone bersenjata tersebut pada bulan ini.

“Informasi kami menunjukkan bahwa pemerintah Iran sedang bersiap untuk menyediakan ratusan UAV kepada Rusia, termasuk UAV berkemampuan senjata dalam waktu dekat,” katanya.

Sullivan mengatakan, itu adalah bukti pemboman besar-besaran Rusia di Ukraina dengan mengorbankan pemeliharaan senjatanya sendiri. Pengungkapan Sullivan bertepatan dengan perjalanan Presiden Joe Biden ke Israel dan Arab Saudi.

AS secara terbuka mengungkapkan bahwa, Iran membantu mempersenjatai Rusia karena Israel dan Arab Saudi telah menolak bergabung dengan upaya global untuk menghukum Rusia atas invasinya ke Ukraina. Israel dan Saudi tidak mengecam invasi Rusia ke Ukraina, karena kepentingan domestik mereka.

Sullivan mencatat bahwa, Iran telah menyediakan kendaraan udara tak berawak serupa kepada pemberontak Houthi di Yaman untuk menyerang Arab Saudi sebelum gencatan senjata dicapai awal tahun ini. Analis militer Samuel Bendett dari lembaga think tank CNA mengatakan, pilihan Rusia atas Iran sebagai sumber drone adalah logis. Karena selama 20 tahun terakhir Iran  telah menyempurnakan kekuatan tempur drone mereka.

"Drone mereka lebih sering bertempur daripada Rusia.  Mereka adalah pelopor dari drone kamikaze seperti Switchblade yang telah disediakan AS untuk Ukraina. Iran juga memiliki rekam jejak yang terbukti dalam menerbangkan drone sejauh ratusan mil dan mencapai target mereka,” ujar Bendett.

Bendett menambahkan, drone Iran dapat menembus pertahanan udara yang dipasok Amerika dan menyerang kilang minyak Saudi.  Dia mengatakan, drone Iran bisa sangat efektif menyerang pembangkit listrik Ukraina, kilang dan infrastruktur penting lainnya.

Bendett mencatat, sebelum perang Ukraina, Rusia telah melisensikan teknologi drone untuk UAV Forpost dari pemasok Israel. Israel memiliki sikap netral dalam konflik Rusia-Ukraina, sehingga Moskow tidak mempunyai sumber pasokan lagi.

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement