Rabu 13 Jul 2022 00:55 WIB

China Dilanda Gelombang Panas

Suhu di puluhan kota di China diperkirakan mencapai lebih dari 40 derajat Celcius

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Gelombang panas melanda puluhan kota di China.
Foto: EPA-EFE/J.J. GUILLEN
Gelombang panas melanda puluhan kota di China.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Gelombang panas melanda puluhan kota di China. Cuaca yang sangat terik mendorong sebagian besar warga mencari kesejukan dan berlindung dari cuaca panas.

Pada Selasa (12/7) sekitar pukul 11:00 waktu setempat, sebanyak 68 kota termasuk Shanghai dan Nanjing di telah mengeluarkan peringatan merah. Ini merupakan peringatan level tertinggi dalam sistem peringatan gelombang panas. Suhu diperkirakan mencapai lebih dari 40 derajat Celcius selama  24 jam berikutnya.

Shanghai telah memperingatkan 25 juta penduduknya untuk bersiap menghadapi cuaca panas. Sejak pencatatan dimulai pada 1873, Shanghai akan mengalami kenaikan suhu di atas 40 derajat Celcius dalam waktu 15 hari.

Sebuah foto yang dibagikan secara luas di media sosial menunjukkan seorang petugas laboratorium yang mengenakan setelan hazmat memeluk balok es setinggi satu meter di tepi jalan. Sementara staf taman margasatwa Shanghai, harus menyediakan delapan ton es sehari hanya untuk menjaga hewannya tetap dingin.

“Tahun ini, cuaca panas datang sedikit lebih awal dari sebelumnya,” kata Zhu Daren, seorang warga Shanghai, saat putranya yang berusia lima tahun bermain di air mancur.

"Meskipun baru bulan Juli, saya merasa (cuaca hangat) sudah mencapai titik puncaknya. Pada dasarnya, Anda perlu menyalakan AC ketika Anda sampai di rumah dan memakai tabir surya ketika Anda keluar," ujar Daren menambahkan.

China menghadapi musim panas yang kontras tahun ini. Gelombang panas dan hujan lebat datang bergantian, sehingga mendatangkan malapetaka di seluruh negeri. Pihak berwenang telah memperingatkan potensi bencana cuaca mulai pertengahan Juli, yang secara tradisional merupakan waktu terpanas dan terbasah tahun ini.  

Di sebuah kota di Provinsi Jiangxi selatan, bagian jalan melengkung setidaknya 15 sentimeter karena panas. Sementara Nanjing telah membuka tempat perlindungan bawah tanah atau bunker untuk penduduk sejak Ahad (10/7). Bunker yang digunakan pada masa perang itu dilengkapi dengan WiFi, buku, dispenser air, dan bahkan oven microwave.

Kota Nanjing mengeluarkan peringatan merah pada Selasa (12/7). Sementara di Kota Chongqing, atap salah satu museumnya meleleh. Kota itu menaikkan peringatan merah pada Senin. Chongqing mengerahkan truk penyemprot air sanitasi untuk menjaga jalan raya tetap dingin. Pekan ini, suhu tinggi, kelembaban dan radiasi ultra-violet juga diperkirakan menyelimuti pusat kota Wuhan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement