Selasa 12 Jul 2022 14:52 WIB

Petani Porang di Muba Bisa Kuliahkan Anak Hingga Tambah Bisnis Baru

Budidaya porang mendorong Gerakan Sumsel Mandiri Pangan

Pj Bupati Muba, Apriyadi, saat menerima penghargaan Inovasi Pertanian Budidaya Porang Musi Banyuasin dalam rangkaian Sarasehan Nasional dengan Tema “1001 Cerita dari Bumi Sriwijaya untuk Indonesia Menuju Sumsel Mandiri Pangan”, Selasa (12/7/2022) di Griya Agung.
Foto: Pemkab Muba
Pj Bupati Muba, Apriyadi, saat menerima penghargaan Inovasi Pertanian Budidaya Porang Musi Banyuasin dalam rangkaian Sarasehan Nasional dengan Tema “1001 Cerita dari Bumi Sriwijaya untuk Indonesia Menuju Sumsel Mandiri Pangan”, Selasa (12/7/2022) di Griya Agung.

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Gelombang pandemi Covid-19 dua tahun belakangan membuat sejumlah petani di Kabupaten Muba terpukul. Bahkan tak sedikit petani alih profesi karena tidak produktifnya hasil pertanian. 

Namun, inovasi baru dilakukan Petani di Bumi Serasan Sekate yang di support Pemkab Muba dengan memaksimalkan budidaya porang yakni tanaman penghasil umbi yang dapat dimakan. 

"Jadi budidaya porang ini salah satu komitmen Kabupaten Muba memaksimalkan serta mendorong Gerakan Sumsel Mandiri Pangan yang diinisiasi bapak Gubernur Herman Deru," ungkap Pj Bupati Muba, Apriyadi, saat menerima penghargaan Inovasi Pertanian Budidaya Porang Musi Banyuasin dalam rangkaian Sarasehan Nasional dengan Tema “1001 Cerita dari Bumi Sriwijaya untuk Indonesia Menuju Sumsel Mandiri Pangan”, Selasa (12/7/2022) di Griya Agung. 

photo
Pj Bupati Muba, Apriyadi, saat menerima penghargaan Inovasi Pertanian Budidaya Porang Musi Banyuasin dalam rangkaian Sarasehan Nasional dengan Tema “1001 Cerita dari Bumi Sriwijaya untuk Indonesia Menuju Sumsel Mandiri Pangan”, Selasa (12/7/2022) di Griya Agung. - (Pemkab Muba)

Dijelaskan, saat ini tercatat ada sekitar 18,6 hektare lahan tanam pertanian porang yang dikelola petani mandiri di Muba yang tersebar di Kecamatan Babat Toman, Sungai Lilin, dan Babat Supat. 

Kandidat Doktor Universitas Sriwijaya ini mengaku, Pemkab Muba akan terus mensupport petani di Muba dalam upaya memaksimalkan serta mendorong Gerakan Kemandirian Pangan. 

"Terima kasih atas penghargaan ini, semoga dapat memotivasi petani-petani di Muba untuk program Kemandirian Pangan," ulasnya, seperti dalam siaran pers, Selasa (12/7/2022). 

Gubernur Sumsel Herman Deru, mengajak para petani dan Pemerintah Kabupaten di Sumsel komitmen menggencarkan serta inovasi pertanian dalam upaya realisasi Gerakan Sumsel Mandiri Pangan. 

"Ini menjadi tugas kita bersama, Gerakan Sumsel Mandiri Pangan upaya kita meningkatkan kesejahteraan di Sumatera Selatan," harapnya. 

Kepala Newsroom Sripo-Tribun, Wenny L Ramdiastuti mengatakan pihaknya mengaku penghargaan yang diberikan untuk petani budidaya Porang di Kabupaten Muba sudah melakukan riset yang selektif. "Petani budidaya Porang di Muba patut diapresiasi dan menjadi contoh dalam upaya menghidupkan lahan tanam pascapandemi," ungkapnya. 

Sementara itu, Suntoko salah satu petani porang asal Desa Srigunung Sungai Lilin Muba mengaku inspirasi bertanam porang ini ia dapatkan setelah mengetahui jika tanaman ini sangat mudah dibudidayakan dan juga menghasilkan. Selain menanam porang dirinya sebelum ini melakukan penanaman cabai dan semangka, namun tetap saja baginya porang lebih menguntungkan.

"Saya ngambil bibit dari Jawa. Untuk bibit 1 kilogram harganya Rp 270 ribu dalam bentuk umbi kecil," ujarnya.

Untuk proses tanam dan perawatan sendiri diakuinya sangat mudah. Selama dua tahun ini ia hanya fokus membersihkan hama. "Kalau umbinya sudah dipanen dipotong, dioven lalu dijemur kering kemudian dibuat seperti tepung terigu," jelasnya.

Ia menambahkan, dulu saat Porang ini tengah populer kepastian harga untuk basahnya saja Rp 17 ribu untuk awal-awal, kalau sekarang sekarang hanya Rp 5 ribu. Popularitas tanaman ini pun kian meningkat, mengingat porang juga memiliki banyak sekali manfaat. Porang memiliki nilai yang strategis dan peluang besar untuk dikembangkan serta diekspor.

"Tetap saja lebih menguntungkan dibandingkan menanam yang lain dan butuh modal besar serta perawatan yang rumit. Apalagi tanaman porang ini sempat menjadi sorotan Presiden Jokowi karena bisa menjadi komoditas ekspor baru yang memberikan keuntungan tinggi," ungkapnya.

Bahkan hasil dari tanaman porang miliknya bisa dijual sampai ke Jawa dan diekspor keluar negeri salah satunya negara Jepang. "Baru pertama kali menanam porang ini, dan ini panen perdana. Jadi masih bertahap dan semoga saja hasilnya sesuai yang diharapkan," ungkapnya.

Dari hasil porang ini dirinya mampu menghidupi istri dan ketiga anaknya hingga ke bangku kuliah. Ia juga bisa membuat usaha sendiri yakni wahana permainan air di daerahnya. 

"Alhamdulillah semua berkat modal sendiri dan saya bisa mengembangkan budidaya porang ini sehingga menghasilkan," pungkasnya. 

Dalam rangkaian Sarasehan Nasional dengan Tema “1001 Cerita dari Bumi Sriwijaya untuk Indonesia Menuju Sumsel Mandiri Pangan” tersebut juga turut dihadiri Direktur Perbenihan Hortikultura Kementerian Pertanian Dr. Inti Pertiwi Nashwari, SP, MSi dan Tokoh Petani Sumsel Komjen Pol (Purn) Susno Duadji.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement