Selasa 12 Jul 2022 17:50 WIB

AS Dituding Beri Israel Impunitas dalam Pembunuhan Shireen Abu Akleh

AS menyatakan penembakan Abu Akleh oleh pasukan Israel tak sengaja dilakukan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Warga Palestina mengelilingi jenazah jurnalis veteran Al-Jazeera Shireen Abu Akleh yang terbungkus bendera Palestina, saat dibawa ke kantor saluran berita di kota Ramallah, Tepi Barat, Rabu, 11 Mei 2022. Amerika Serikat (AS) dituding telah memberikan impunitas kepada Israel atas pembunuhan jurnalis Aljazeera berkebangsaan Palestina, Shireen Abu Akleh.
Foto: Abbas Momani/Pool via AP
Warga Palestina mengelilingi jenazah jurnalis veteran Al-Jazeera Shireen Abu Akleh yang terbungkus bendera Palestina, saat dibawa ke kantor saluran berita di kota Ramallah, Tepi Barat, Rabu, 11 Mei 2022. Amerika Serikat (AS) dituding telah memberikan impunitas kepada Israel atas pembunuhan jurnalis Aljazeera berkebangsaan Palestina, Shireen Abu Akleh.

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Amerika Serikat (AS) dituding telah memberikan impunitas kepada Israel atas pembunuhan jurnalis Aljazeera berkebangsaan Palestina, Shireen Abu Akleh. Keluarga Shireen ingin bertemu dengan Presiden AS Joe Biden saat dia agendakan mengunjungi Israel dan Palestina pada Rabu (13/7/2022).

“Keterlibatan pemerintahan Anda (Biden) telah berfungsi menutupi pembunuhan Shireen dan melanggengkan impunitas. Seolah-olah Anda mengharapkan dunia dan kami sekarang untuk terus maju. Diam akan lebih baik,” tulis Anton Abu Akleh selaku saudara laki-laki Shireen dalam suratnya kepada Biden, dilaporkan Reuters, Selasa (12/7/2022).

Baca Juga

Surat yang ditulis dengan mengatasnamakan keluarga itu telah diunggah di Twitter pekan lalu. Dalam surat tersebut, Anton meminta agar pemerintahan Biden memperlihatkan semua informasi yang telah dihimpunnya terkait kematian Shireen.

Pada Senin (11/7/2022) lalu, Departemen Luar Negeri AS mengungkapkan, Shireen kemungkinan terbunuh oleh tembakan dari posisi pasukan Israel. Namun Washington menilai, tembakan itu kemungkinan tidak disengaja. Para pejabat Palestina segera mengkritik laporan tersebut. Mereka menilai, Shireen memang sengaja dibidik pasukan Israel.

Bulan lalu, PBB mengungkapkan, temuannya menunjukkan bahwa Shireen terbunuh akibat tembakan dari pasukan Israel. "Kami menemukan bahwa tembakan yang membunuh Abu Akleh berasal dari pasukan keamanan Israel," kata juru bicara Kantor Hak Asasi Manusia (HAM) PBB Ravina Shamdasani kepada wartawan di Jenewa, 26 Juni lalu. 

Dia mengungkapkan, Kantor HAM PBB telah menyimpulkan pemantauan independennya atas insiden tersebut. “Tembakan yang menewaskan Abu Akleh dan melukai rekannya Ali Sammoudi berasal dari pasukan keamanan Israel dan bukan dari tembakan sembarangan oleh warga Palestina bersenjata, seperti yang awalnya diklaim oleh otoritas Israel,” ucapnya.

Sejalan dengan metodologi pemantauan hak asasi manusianya, Kantor HAM PBB memeriksa materi foto, video dan audio, mengunjungi tempat kejadian, berkonsultasi dengan para ahli, meninjau komunikasi resmi serta mewawancarai para saksi. Temuan menunjukkan, pada 11 Mei lalu, tujuh wartawan tiba di pintu masuk barat kamp pengungsi Jenin selepas pukul 06.00.

Sekitar pukul 6.30 pagi, ketika empat jurnalis berbelok ke jalan tertentu, beberapa tembakan terarah ditembakan ke lokasi mereka dari arah pasukan keamanan Israel. “Satu peluru melukai Ali Sammoudi di bahu; satu peluru lagi mengenai kepala Abu Akleh dan membunuhnya seketika,” kata Shamdasani.

Komisaris Tinggi PBB untuk HAM Michelle Bachelet telah mendesak Israel membuka penyelidikan kriminal atas pembunuhan Abu Akleh dan semua pembunuhan lainnya oleh pasukan Israel di Tepi Barat serta dalam konteks operasi penegakan hukum di Jalur Gaza.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement