Rabu 13 Jul 2022 05:25 WIB

Ekonom: Penerapan QRIS di ASEAN Harus Ada Timbal Balik dari Negara Lain

QRIS diterapkan di empat negara ASEAN yakni Malaysia, Thailand, Singapura dan Vietnam

Warga memindai Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). Ilustrasi
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Warga memindai Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda mengatakan penerapan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) harus diiringi dengan penggunaan timbal balik dari empatnegara ASEAN."Harus ada timbal balik penggunaan, misalnya negara Thailand juga menerapkan hal yang sama di empat negara lain yang bisa meningkatkan orang berkunjung ke Indonesia,"katanya saat dihubungi Antara di Jakarta, Selasa (12/7/2022).

Nailul berpendapat penggunaan QRIS di empat negara ASEAN yakni Malaysia, Thailand, Singapura dan Vietnam merupakan upaya yang bagus karena bisa memudahkan para wisatawan asal Indonesia saat bertransaksi tanpa perlu repot menukarkan uang rupiah ke mata uang negara yang tuju.Namun, kebijakan tersebut dinilainya masih sebatas berdampak pada kemudahan transaksi bagi wisatawan Indonesia dan belum berdampak kepada perekonomian di dalam negeri.

Baca Juga

"Mungkin bisa saja menambah valas kita, tapi itu valasnya juga bukan dalam dolar AS kan, sehingga dampak ke dalam negerinya harus dipikirkan,"ujarnya.

Menurut dia, bank sentral di keempat negara tersebut harus dilibatkan lebih dalam pada ekosistem QRIS. Sehingga dampaknya akan lebih terasa bagi transaksi di Tanah Air dan khususnya kepada pelaku UMKM yang menjadi pengguna terbesar QRIS.

"Yang saya pikirkan secara lebih luas bagaimana cara meningkatkan transaksi domestik dan bagaimana caranya menarik wisatawan dari asing mengunjungi Indonesia yang tentu bisa meningkatkan ekonomi domestik,"ucapnya.

Adapun Bank Indonesia bersama bank sentral Thailand, Malaysia, Filipina dan Singapura akan segera merealisasikan cross border payments melalui QRIS, Open API, Fast Payment dan mata uang lokal (LCS).Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Filianingsih Hendarta berharap perjanjian kerja sama dengan empat negara tersebut akan diteken dalam leaders meeting G20 pada November mendatang.

Ia mengatakan empat negara ASEAN ini sudah memiliki infrastruktur transaksi digital, seperti QR payment dan fast payment. Karena itu, katanya, negara-negara tersebut tinggal merealisasikan cross border payments. 

"Ketika dunia masih talking, ASEAN Five ini akan menjadi first mover payment connectivity. Nanti bisa melalui QRIS, open API, atau Fast Payment dan semuanya akan dilandasi LCS,"kata Filianingsih.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement