REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dipimpin oleh Kepala BNPT Komjen Pol. Boy Rafli Amar beserta jajaran pejabat BNPT dan Perwakilan Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) dipimpin Mayjen TNI (Purn) Nono Sukarno, melaksanakan ziarah kebangsaan ke Taman Makam Pahlawan Kalibata pada Selasa (12/7/2022). Kegiatan ini dilakukan dalam rangka hari jadi BNPT ke-12.
Dalam kesempatan ini Kepala BNPT mengucapkan terima kasih kepada Perwakilan Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) atas segala jasa yang telah diberikan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sehingga generasi saat ini dan generasi mendatang dapat menikmati dan mensyukuri kemerdekaan.
“Yang kita rasakan saat ini adalah hasil perjuangan. Terima kasih atas pertemuan ini, Terimakasih telah meluangkan waktu hadir dalam kegiatan hari ini,” ucap Boy Rafli Amar.
Kegiatan ziarah kebangsaan yang merupakan rangkaian dari acara Ulang Tahun BNPT ke–12 ini merupakan bentuk rasa syukur dan penghormatan atas perjuangan para pahlawan baik yang masih hidup maupun yang telah mendahului kita semua.
Sementara itu, salah seorang Perwakilan LVRI, Mayjen TNI (Purn) Nono Sukarno berharap momentum ini dapat menjadi tauladan yang baik bagi para penerus bangsa, dimana saat ini terpaan ideologi transnasional merasuki setiap lini bangsa. Ideologi transnasional ini bertentangan dengan ideologi Pancasila yang selama ini telah mempersatukan Indonesia dari Sabang hingga Merauke.
"Terorisme ini membawa ideologi yang bertentangan dengan Pancasila, virus ini mengajak bangsa untuk memerangi bangsanya sendiri, jelas ini berlawanan dengan apa yang selama ini kita perjuangkan. Pancasila, nilai luhur bangsa dan konstitusi negara itulah kekuatan kita melawan ideologi terorisme dengan karakter pejuang yang harus dimiliki generasi muda," ujarnya.
Mayjen TNI (Purn) Nono Sukarno juga berpesan agar generasi muda khususnya yang bertugas di BNPT mampu mewarisi dan mensosialisasikan nilai - nilai seorang pejuang untuk diimplementasikan dalam melaksanakan tugas di tengah banyaknya ideologi yang bertentangan dengan Pancasila.