REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan akan terus mendorong Pelindo menjadi operator pelabuhan dengan kinerja kelas dunia. Hal ini disampaikan Erick saat memberi sambutan di acara peluncuran buku Menuju Satu BUMN Pelabuhan secara daring, Selasa (12/7/2022).
"Penyatuan Pelindo dapat diselesaikan pada 1 Oktober 2021 yang lalu. Saya akan terus mendorong Pelindo menjadi operator pelabuhan dengan kinerja kelas dunia, yang menghubungkan belasan ribu pulau nusantara tanpa terkecuali dan membawa arus pertumbuhan perekonomian Indonesia yang maju, makmu,r dan mendunia," kata Erick Thohir.
Terkait buku Menuju “Satu BUMN Pelabuhan”, ia menyampaikan buku ini menyajikan dokumentasi, rujukan fakta, pembelajaran, dan praktik terbaik dari proses merger Pelindo yang bersejarah. Menurutnya merger Pelindo merupakan amanah Presiden Jokowi yang memiliki visi menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia, juga bercita-cita menyatukan BUMN-BUMN industri pelabuhan sebagai salah satu pendorong mewujudkan visi tersebut.
Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Arif Suhartono menambahkan buku Menuju Satu BUMN Pelabuhan merupakan suatu dokumentasi yang memberikan informasi sejak awal sampai dengan merger Pelindo terjadi. Proses merger ini diakuinya begitu lancar, baik di sisi internal maupun eksternal.
"Mengapa prosesnya begitu lancar? Kami merasakan dukungan yang luar biasa dari Kementerian BUMN, dari pak menteri, dari pak wamen, itu sangat-sangat membantu kami, dan menurut saya itu hal yang paling utama sehingga apa yang diminta oleh pak menteri dapat terjadi," ucap Arif.
Ia menyampaikan program merger ini merupakan salah satu langkah awal perseroan selanjutnya. Adapun yang menjadi fokus saat ini adalah memperbaiki persepsi masyarakat terhadap perusahaan. Program yang dijalankan khususnya adalah memperbaiki logistic cost yang ada di Indonesia.
"Persepsi terhadap Pelindo cukup perlu diperbaiki. Saya bilang sama teman-teman, persepsi itu mungkin muncul akibat sesuatu yang terjadi di masa lalu. Sejarah tidak bisa diubah, tetapi kita bisa memperbaiki dengan apa yang kita lakukan saat ini," kata Arif menambahkan.