REPUBLIKA.CO.ID., ISTANBUL -- Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa melarikan diri dengan jet militer pada Rabu (13/7/2022) pagi, lansir beberapa laporan yang mengutip pejabat lokal. Rajapaksa, istri dan seorang pengawalnya diduga menuju ke Maladewa.
Di tengah protes massal setelah krisis ekonomi yang memburuk, Ketua Parlemen Sri Lanka Mahinda Yapa Abeywardena mengatakan pada Sabtu bahwa presiden akan mengundurkan diri pada 13 Juli. Perkembangan itu terjadi setelah ribuan pengunjuk rasa menyerbu istana kepresidenan di Kolombo pada Sabtu dan juga membakar rumah perdana menteri.
Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe juga telah setuju untuk mengundurkan diri setelah pembentukan pemerintahan semua partai. Presiden Rajapaksa dievakuasi dari istana presiden dan keberadaannya saat ini tidak diketahui.
Lumpuh oleh kekurangan devisa setelah runtuhnya ekonomi yang bergantung pada pariwisata, negara pulau berpenduduk 22 juta orang itu telah gagal membayar semua utang luar negerinya. Mereka tidak mampu membayar bahan bakar dan kebutuhan pokok lainnya, yang mengakibatkan protes anti-pemerintah.
Kurangnya bahan bakar untuk menjalankan pembangkit listrik pada gilirannya menyebabkan pemadaman listrik setiap hari. Sekolah telah ditutup dan pegawai negeri telah diminta untuk bekerja dari rumah. Pemerintah sedang bernegosiasi dengan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk paket bailout.
Para pengunjuk rasa menyalahkan dinasti politik Rajapaksa atas krisis tersebut, dan salah satu saudara Rajapaksa, Mahinda Rajapaksa, mengundurkan diri sebagai perdana menteri pada Mei.