REPUBLIKA.CO.ID, PADANG - Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Buya Mahyeldi menyambangi Jorong Koto Tangah untuk melihat kondisi jalan yang menghubungkan Koto Tangah dengan Pasaman. Perjalanan menuju perbatasan tersebut sangat terjal dipenuhi bebatuan dan sering kali terjadi banjir. Jarak tempuh Nagari Galugua ke Koto Tangah memakan waktu sekitar dua jam.
Gubernur bersama rombongan kepala OPD beserta Bupati Limapuluh Kota, Safaruddin, menaiki motor trail demi menempuh perjalanan yang ekstrem tersebut. Saat tiba di lokasi, gubernur singgah di salah satu Puskesmas Rawat Inap (Puskeri) Koto Tangah yang sempat terendam banjir Januari lalu.
"Maka dari itu pembangunan puskesmas rawat inap pembangunannya perlu disegerakan. Dengan adanya akses jalan yang jauh harus ada fasilitas kesehatan yang memadai," ungkap gubernur.
Di samping itu Buya Mahyeldi juga menyebut akan mengebut roadmap hilirisasi gambir. Ia mengatakan petani di Nagari Galugua 90 persen merupakan petani gambir. "Harga gambir saat ini berkisar Rp 45 ribu per kilogram. Banyak produk yang bisa kita olah dari gambir ini di antaranya tinta, stempel, penyemak kulit, dan kosmetik," ujarnya.
Setelah menyambangi Koto Tangah, gubernur bersama rombongan kepala OPD bertolak ke Jorong Tanjuang Jajaran untuk melihat kondisi jalan menuju Rokan Hulu, Provinsi Riau sepanjang tiga kilometer. Letaknya masih di Nagari Galugua.
Seperti yang diinfokan wali nagari setempat, Nagari Galugua memiliki empat jorong yaitu Jorong Longan, Tanjuang Jajaran, Galugua, dan Koto Tangah. Jorong yang dikunjungi oleh Gubernur bersama 28 kepala OPD adalah Jorong Tanjuang Jajaran, Galugua, dan Koto Tangah.
Buya Mahyeldi juga mengatakan rencananya jalan dari Galugua ke Pangkalan Rokan Hulu yang saat ini masih terjadi penyempitan jalan di beberapa titik akan segera diperbaiki. "Peningkatan infrastruktur jalan provinsi Sialang - Galugua - Tanjung Jajaran kita anggarkan adalah Rp 9 miliar. Harapannya masyarakat Galugua dapat mendukung pertumbuhan wilayah. Dengan adanya pertumbuhan jalan maka kesejahteraan ekonomi masyarakat akan terbangun," kata gubernur yang dihadiahi gemuruh tepuk tangan dari warga Jorong Tanjuang Jajaran.
Di nagari paling ujung di Limapuluh Kota ini, gubernur juga menyampaikan hal-hal yang menjadi perhatian Pemprov Sumbar. Di antaranya adalah membebaskan Nagari Galugua dari kategori nagari tertinggal, pemanfaatan hutan lindung, penyediaan listrik dan air bersih, penyediaan MCK di seluruh rumah warga, serta peningkatan fasilitas kesehatan baik di puskesmas maupun puskeri di Nagari Galugua.
Bupati Limapuluh Kota, Safaruddin, mengimbau kepada warga untuk mendukung pembangunan jalan dengan memudahkan akses pembebasan lahan warga. "Kami harap warga di sini mempunyai satu visi dengan kami, yaitu ingin bersama-sama membangun Nagari Galugua yang merupakan program perioritas Pemprov Sumbar. Karena daerah Galugua merupakan daerah segitiga emas yang menghubungkan Pasaman di utara dan Rokan Hulu di selatan," katanya.