Rabu 13 Jul 2022 15:26 WIB

Korut Kembali Terdeteksi Tembakan Artileri

Korsel mendeteksi satu lintasan yang diyakini sebagai tembakan artileri pada Senin.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Friska Yolandha
Orang-orang menonton layar TV yang menunjukkan file gambar penembakan proyektil Korea Utara di Stasiun Kereta Api Seoul di Seoul, Korea Selatan, 2 Maret 2020. Korea Utara tampaknya telah melakukan latihan menembak artileri pada hari Minggu, 10 Juli 2022, Korea Selatan kata, beberapa hari setelah Amerika Serikat mengerahkan jet tempur canggih ke Korea Selatan untuk pelatihan bersama.
Foto: AP Photo/Lee Jin-man
Orang-orang menonton layar TV yang menunjukkan file gambar penembakan proyektil Korea Utara di Stasiun Kereta Api Seoul di Seoul, Korea Selatan, 2 Maret 2020. Korea Utara tampaknya telah melakukan latihan menembak artileri pada hari Minggu, 10 Juli 2022, Korea Selatan kata, beberapa hari setelah Amerika Serikat mengerahkan jet tempur canggih ke Korea Selatan untuk pelatihan bersama.

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Korea Utara (Korut) kembali terdeteksi melepaskan tembakan artileri di hari kedua berturut. Penembakan terbaru ini bertepatan dengan pengerahan enam pesawat tempur siluman F-35A Amerika Serikat (AS) di Semenanjung Korea guna latihan militer gabungan.

Dilansir KBS News, menurut sumber militer Korea Selatan (Korsel) pada Rabu (13/7/2022), pihaknya mendeteksi satu lintasan yang diyakini sebagai tembakan artileri pada Senin (11/7/2022) pagi. Ini terdeteksi sehari setelah rezim menembakkan dua peluru seperti itu ke Laut Kuning.

Baca Juga

Sementara seorang pejabat di Kantor Keamanan Nasional mengatakan peluncuran itu diyakini sebagai bagian dari pelatihan reguler Korut. Namun peluncuran juga diduga sebagai protes atas latihan pelatihan sekutu yang melibatkan pesawat tempur siluman F-35A.

Ini adalah pertama kalinya AS secara terbuka mengerahkan pesawat itu sejak Desember 2017. Militer mengatakan Seoul dan Washington bekerja dalam koordinasi yang erat untuk mempertahankan postur kesiapan yang menyeluruh menghadapi ancaman apapun.

Yonhap mengatakan, bahwa di bawah pemerintahan liberal Moon Jae-in, otoritas pertahanan Seoul menahan diri untuk tidak menyampaikan berita tentang penembakan artileri rutin Korut. Sebab dianggap kurang provokatif daripada peluncuran rudal balistik yang melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB.

Sebaliknya, pemerintah konservatif Yoon Suk-yeol agak cepat memberitahu media lokal tentang latihan artileri tembakan langsung yang dilakukan oleh Korut. Namun Kepala Staf Gabungan (JCS) telah memutuskan untuk tidak mengumumkan atau secara terbuka mengkonfirmasi penembakan artileri konvensional Korut, mengingat kekhawatiran bahwa hal itu dapat menyebabkan pengungkapan kemampuan intelijennya. Pihaknya berencana untuk terus memberi tahu orang-orang segera tentang peluncuran rudal balistik Korut dan provokasi strategis besar lainnya

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement