REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Gelombang panas menyapu lembah Sungai Yangtze China, pada Rabu (13/7/2022). Gelombang panas juga menghantam kota-kota besar berpenduduk padat di China, mulai dari pusat komersial Shanghai hingga ke Chengdu.
Lebih dari 90 peringatan merah telah aktif di seluruh China pada pukul 14.30 waktu setempat, termasul sebagian besar di lembah Yangtze, yang membentang sejauh hampir 2.000 kilometer. Kota-kota di selatan Sungai Yangtze telah dilanda panas tinggi dan curah hujan yang memecahkan rekor.
"Pagi ini, saya bangun pagi untuk melakukan beberapa pekerjaan dan saya berkeringat bahkan ketika AC menyala. Suhu hari ini mencapai antara 30 dan 40 derajat, tetapi Anda merasa seperti 50 derajat di luar sana," kata seorang pria berusia 47 tahun yang menolak disebutkan namanya dan tinggal di Nanjing.
Tagar #Heatstroke menjadi tren di media sosial Weibo. Para warganet China membahas orang-orang yang dirawat di rumah sakit hingga efek merugikan dari paparan panas jangka panjang. Di Chengdu, Ibu Kota Provinsi Sichuan, terjadi pemadaman listrik terjadwal karena pemeliharaan jaringan yang bertepatan dengan cuaca panas. Hal ini memicu protes keras di media sosial.
"Ini adalah pemadaman skala besar. Penduduk tidak dapat dijamin pasokan listriknya. Tidak ada yang melakukan apa-apa," ujar seorang pengguna Weibo.
Di kota Yanjin suhu mencapai 44 derajat Celcius pada Senin (11/7), dan merupakan yang tertinggi sejak pencatatan dimulai pada 1959. Gelombang panas juga mulai merambah ke China tengah setelah hujan lebat sejak Juni.
Di provinsi Henan tengah, pekerja pemeliharaan kereta sedang membersihkan dan memeriksa AC di atas kereta yang melewati Ibu Kota Zhengzhou. Suhu di beberapa bagian Henan telah mencapai 41 derajat Celcius. Seorang pekerja perawatan kereta api, Wang Mian, mengatakan, suhu tertinggi yang pernah dialaminya saat berada di atap kereta api adalah 79 derajat Celcius.
"Di atas sini, sangat panas, seperti pengukus makanan. Pakaian kami basah (terkena keringat) setiap hari. Terkadang tidak pernah kering," ujar Wang.