Rabu 13 Jul 2022 16:45 WIB

Pertumbuhan Bisnis Diperkirakan Positif, Simak Prospek Saham GOTO

Investor disarankan hold saham GOTO dengan target harga Rp 420.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Fuji Pratiwi
Mitra layanan ojek daring Gojek menunjukkan logo merger perusahaan Gojek dan Tokopedia yang beredar di media sosial (ilustrasi). Pertumbuhan bisnis PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) diperkirakan akan semakin positifi ke depan. Sejak merger, GOTO fokus pada tiga segmen utama, on-demand (Gojek), e-commerce (Tokopedia) dan fintech (GoTo Financial).
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Mitra layanan ojek daring Gojek menunjukkan logo merger perusahaan Gojek dan Tokopedia yang beredar di media sosial (ilustrasi). Pertumbuhan bisnis PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) diperkirakan akan semakin positifi ke depan. Sejak merger, GOTO fokus pada tiga segmen utama, on-demand (Gojek), e-commerce (Tokopedia) dan fintech (GoTo Financial).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertumbuhan bisnis PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) diperkirakan akan semakin positifi ke depan. Sejak merger, GOTO fokus pada tiga segmen utama, on-demand (Gojek), e-commerce (Tokopedia) dan fintech (GoTo Financial). 

Analis Samuel Sekuritas Indonesia, Muhammad Farras Farhan, meyakini ketiga segmen bisnis GOTO tersebut dapat tumbuh dengan CAGR di atas 20 persen selama lima tahun ke depan. "Pertumbuhan ini didukung dengan makin berkembangnya ekosistem internet dan makin dikenalnya layanan GOTO di masyarakat," kata Farras dalam risetnya dikutip Rabu (13/7/2022). 

Baca Juga

Selain itu, GOTO juga berpotensi mencetak pertumbuhan nilai transaksi bruto atau gross transaction value (GTV) yang tinggi. Pada 2021, GOTO mencetak GTV sebesar Rp 461 triliun, tumbuh 40 persen secara tahunan dengan e-commerce sebagai penyumbang GTV terbesar yakni 46,5 persen. 

Farras memproyeksi potensi GTV GOTO mampu menembus angka Rp 710 triliun sepanjang 2022. Pertumbuhan tinggi tersebut didukung terutama oleh penerapan strategi hyperlocal dan cross pollination antara pengguna Gojek dan Tokopedia.

Terlepas dari potensi pertumbuhannya yang besar, menurut Farras, GOTO saat ini dihadapkan pada masalah take rate yang rendah, terutama dari Tokopedia dan GoTo Financial. Farras melihat akan sulit bagi Tokopedia untuk meningkatkan take rate tanpa dampak negatif bagi pengguna dan merchant, yang tentunya akan berdampak pada pertumbuhan GTV. 

Terkait GoTo Financial, Farras menilai layanannya yang masih terbatas pada pembayaran digital yang belum menjangkau seluruh masyarakat, serta belum adanya integrasi yang menyeluruh dengan penyedia layanan keuangan lainnya seperti bank menjadi masalah utama dalam meningkatkan take rate.

Farras memproyeksikan GOTO akan mencetak pendapatan bersih sebesar Rp 7,6 triliun atau tumbuh 67 persen secara tahunan dengan estimasi rugi bersih sebesar Rp 23,1 triliun. Saham GOTO pun direkomendasikan HOLD  dengan target harga Rp 420. Angka tersebut merefleksikan EV/GTV sepanjang 2023 sebesar 0,45x.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement