Rabu 13 Jul 2022 18:29 WIB

Joe Biden dan Yair Lapid akan Teken Deklarasi Yerusalem

Detail deklarasi itu diagendakan dirilis setelah Lapid dan Biden bertemu.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
 Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid. Bersama Presiden AS Joe Biden, Lapid akan menandatangani dokumen hubungan bilateral bertajuk “The Jerusalem Declaration on the US-Israel Strategic Partnership”.
Foto: AP/Maya Alleruzzo
Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid. Bersama Presiden AS Joe Biden, Lapid akan menandatangani dokumen hubungan bilateral bertajuk “The Jerusalem Declaration on the US-Israel Strategic Partnership”.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Perdana Menteri Israel Yair Lapid dan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan menandatangani dokumen hubungan bilateral bertajuk “The Jerusalem Declaration on the US-Israel Strategic Partnership”. Detail deklarasi itu diagendakan dirilis setelah Lapid dan Biden bertemu pada Kamis (14/7/2022).

Seorang pejabat senior Israel mengungkapkan, deklarasi tersebut merupakan pernyataan bersejarah yang menunjukkan vitalitas dan keniscayaan hubungan AS-Israel. “(Deklarasi) ini adalah platform untuk kerja sama di tahun-tahun mendatang,” katanya, dikutip laman Times of Israel, Rabu (13/7/2022).

Baca Juga

Dalam deklarasi tersebut, AS akan menekankan kembali komitmennya terhadap keamanan dan keunggulan militer Israel di kawasan. Deklarasi pun turut menyematkan isu nuklir Iran. Kedua negara berkomitmen menggunakan semua elemen kekuatan nasional untuk mencegah Iran mengembangkan dan memiliki senjata nuklir.

Biden dijadwalkan tiba di Israel pada Rabu. Dia diagendakan bertemu Lapid pada Kamis pagi waktu setempat. Biden bakal turut berkunjung ke Tepi Barat dan bertemu Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Pada Jumat (15/7/2022), Biden akan melanjutkan perjalanannya ke Arab Saudi.

Dalam tur diplomatiknya ini, Biden dikabarkan akan turut mengemban “misi” untuk mengupayakan normalisasi hubungan diplomatik antara Israel dan Saudi. Lapid sudah memberi sinyal terkait hal itu saat berpidato di rapat kabinet Israel pada Ahad (10/7) lalu. “Dari Yerusalem, pesawat presiden (AS) akan terbang ke Arab Saudi, dan dia akan membawa pesan perdamaian dan harapan dari kami,” kata Lapid.

Sejauh ini Saudi masih mempertahankan prinsipnya untuk tak menjalin hubungan resmi dengan Israel. Riyadh pun berulang kali menekankan bahwa hal itu hanya mungkin terjadi jika Palestina merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement