REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Umat Islam di seluruh dunia menyambut antusias Hari Raya Idul Adha 1443. Meskipun dunia dalam kondisi tak menentu akibat perang, yang memicu krisis ekonomi dunia.
Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Dakwah Islam Indonesia mengajak umat Islam untuk saling membantu, meringankan beban ekonomi masyarakat di sekitarnya.
“Tahun ini Idul Adha bisa jadi momentum meningkatkan kepedulian sosial, usai pandemi Covid-19, bangsa Indonesia menghadapi resesi akibat melonjaknya harga minyak bumi dan masalah pangan dunia,” ujar Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat, Lembaga Dakwah Islam Indonesia KH Chriswanto Santoso.
Kiai Chriswanto mengatakan inflasi mulai dirasakan masyarakat karena melambungnya harga kebutuhan pokok, umat Islam harus tanggap terhadap masalah sosial tersebut.
Menurutnya, permasalahan sosial itu dapat diatasi apabila, bangsa Indonesia memiliki dua tipe sikap luhur, berupa kesalehan individu dan sosial.
Menurutnya, kesalehan dibentuk rasa takwa, “Ketakwaan itu dicontohkan Nabi Ibrahim AS dengan tulus ikhlas melaksanakan perintah Allah untuk menyembelih anaknya, Nabi Ismail AS,” ujarnya.
Pengorbanan Nabi Ibrahim itu, kemudian diperingati oleh umat Islam dengan menyembelih kurban pada Idul Adha.
Dia mengutip hadits dari Imam Bukhari, bahwa qurban merupakan ibadah yang paling disenangi Allah SWT pada 10 Dzulhijah, mengalahkan pahala orang yang berkorban harta, benda, dan nyawa sebagai martir yang syahid di medan perang, “Inilah wujud kesalehan individu yang bisa diwujudkan dalam berkurban,” tuturnya.
Sementara dalam sisi lain, qurban juga membawa berkah dalam kehidupan sosial. Para peternak memanen rezeki dan warga yang kesulitan akibat harga kebutuhan pokok yang melonjak. Ekonomi pun bergerak. Berkah qurban dari sisi individu dan sosial yang luar biasa itu, jangan sampai terhalang wabah virus penyakit, mulut, dan kuku (PMK).
Dia menambahkan, keberkahan qurban tersebut bisa dilaksanakan semua orang. Salah satunya dengan menabung, agar pada Idul Adha tahun depan, keluarga bisa membeli seekor kambing ataupun sapi.
“Warga Lembaga Dakwah Islam Indonesia tidak semuanya mampu, mereka bisa berkurban dengan cara menabung yang disetorkan saat pengajian. Saat menjelang Idul Adha tabungan tersebut digunakan untuk membeli hewan qurban,” ujarnya.
Tahun ini, menurut Sekretaris Umum DPP LDII Dody Taufiq Wijaya, warga Lembaga Dakwah Islam Indonesia di seluruh Indonesia berhasil mengumpulkan qurban berjumlah 40.512 ekor.
Dengan rincian 22.474 ekor sapi, 30 ekor kerbau, dan 18.008 ekor kambing. Sebelumnya, pada 20 Juli 2021, jumlah kurban yang disembelih warga Lembaga Dakwah Islam Indonesia di seluruh Indonesia mencapai 33.908 ternak yang terdiri dari sapi 20.473 ekor dan kambing 13.435 ekor.
“Kenaikan ini, disebabkan semangat bershodaqoh dan ekonomi mulai berputar meskipun masih ada pandemi Covid-19 dan warga Lembaga Dakwah Islam Indonesia mampu mengantisipasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dengan mengikuti anjuran Kementerian Kesehatan, Kementerian Peternakan, dan MUI,” imbuh Dody.
Menurut Dody, Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Dakwah Islam Indonesia telah menginstruksikan warganya untuk berkoordinasi dengan Dinas Peternakan dan memotong hewan di Rumah Pemotongan Hewan (RPH), di daerah-daerah yang rawan wabah PMK.
Selain itu, warga Lembaga Dakwah Islam Indonesia juga diminta terus berkoordinasi dengan dinas terkait untuk memilih dan membeli hewan kurban. Selain itu pihaknya mendorong warga Lembaga Dakwah Islam Indonesia berkurban ramah lingkungan.
“Alhamdulillah daerah-daerah bisa melaksanakan kurban baik dipotong di Rumah Pemotongan Hewan dan lokasi sendiri dengan kordinasi pihak terkait. Selain itu kami juga memanfaatkan besek atau kantong plastik yang bisa diurai alam untuk pembungkus daging," ujar Dody.
Dody berharap Idul Adha, menjadi momentum untuk meningkatkan kesalehan individu dan kesalehan sosial. Agar, bangsa Indonesia terus menjadi bangsa dengan kepribadian unggul yang jadi modal sosial dalam membangun peradaban.
Ikuti Whatsapp Channel Republika