REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia diharapkan bisa mengendalikan ekspektasi inflasi. Ekonom CORE Indonesia, Piter Abdullah menyampaikan kenaikan suku bunga tujuannya untuk ekspektasi inflasi.
Menurutnya, kenaikan suku bunga acuan sesungguhnya bukan semata untuk menahan lonjakan inflasi, melainkan lebih kepada menahan pelemahan rupiah. Kenaikan suku bunga acuan rupiah tidak berarti membuat inflasi tetap rendah.
"Inflasi masih akan naik karena faktor volatile food, adminineteres prices, dan juga imported inflation, tapi dengan kenaikan suku bunga bisa menahan expected inflation," katanya pada Republika.co.id, Rabu (13/7/2022).
Bank Indonesia menyampaikan kebijakan suku bunga akan digunakan saat melihat kenaikan inflasi inti. Piter mengatakan inflasi inti per Juni 2022 di kisaran 2,87 persen sebenarnya belum cukup kritikal untuk sampai menaikan suku bunga.
Maka dari itu, kenaikan suku bunga dimaksudkan untuk menahan keluarnya modal asing sekaligus menahan pelemahan rupiah. Saat ini, BI mengandalkan triple intervention dan ketahanan cadangan devisa untuk menjaga stabilitas rupiah.
"Kalau dilakukan terus menerus bisa menguras cadangan devisa dan membahayakan stabilitas ekonomi," katanya.
Saat ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di bawah Rp 15 ribu. Namun Piter mengingatkan bahwa The fed masih akan menaikkan suku bunganya sehingga aliran modal asing keluar yang bisa melemahkan rupiah harus terus diantisipasi.