REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penonton Thor: Love and Thunder masih terus menyerbu bioskop. Di antara mereka yang telah menonton, sebagian ada yang merasa khawatir dengan salah satu adegan yang mengilustrasikan bahwa karakter utama sedang berjuang melawan kanker stadium empat.
Petisi untuk menuntut Marvel memberi "trigger warning" atau peringatan bahwa Thor: Love and Thunder menyuguhkan adegan sensitif pun muncul di Twitter. Mereka menilai, adegan tersebut memicu kengerian soal kanker sehingga tayangan berikutnya dari Thor harus diberi "trigger warning".
Sementara itu, beberapa pengguna lain justru menganggap petisi itu suatu hal yang tidak diperlukan. Mereka berpendapat, film bertema penyakit kronis sudah ada sejak dulu dan penonton bisa memilih ingin menontonnya atau tidak.
Adegan yang diributkan dalam blockbuster box office terbaru Marvel itu memperlihatkan ilmuwan Jane Foster (Natalie Portman) diberi tahu bahwa kankernya sudah stadium empat. Ini berarti kankernya sudah mengalami metastasis, menyebar jauh ke organ-organ lainnya.
Jane digambarkan kondisinya sudah lemah dan berada di ambang kematian. Namun, begitu mengenakan setelan superhero The Mighty Thor, ia sontak menjadi perkasa.
Lalu, ada adegan yang menunjukkan Jane menjalani perawatan kemoterapi untuk penyakitnya. Pihak-pihak yang sensitif berpendapat bahwa adegan itu bisa berbahaya bagi beberapa orang yang menderita kanker atau orang yang mengetahui bahwa orang-orang terkasihnya menderita penyakit tersebut.
"Ini bukan spoiler, tapi Thor: Love and Thunder harus menyematkan "trigger warning" untuk mengilustrasikan kanker apa adanya dan fakta bahwa kita tidak tahu itu termasuk penyakit mengerikan," tulis seorang penonton di Twitter belum lama ini.
"Reaksi orang terhadap saran "trigger warning" untuk Thor benar-benar membuat saya menyadari betapa dingin, menjijikkan, dan kejamnya manusia," kata pengguna lain menimpali.
"Orang-orang berhak mengetahui emosi apa yang ingin mereka rasakan ketika akan bersenang-senang di bioskop," tulis lainnya.
"Jangan salah menafsirkan dan menyebarkan informasi yang salah. Ini adalah masalah yang sangat sensitif dan dapat memantik emosi orang. Saya jadi panik sampai saya tahu konteksnya. Tolonglah!" kata yang lainnya.