Rabu 13 Jul 2022 21:15 WIB

Pernah Lumpuh Akibat Tumor Otak Langka, Mark Ruffalo Dapat Firasat dari Mimpi

Mark Ruffalo menjalani masa pemulihan yang emosional setelah operasi tumor otak.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Reiny Dwinanda
Aktor Avengers Mark Ruffalo pernah diusik tumor otak langka.
Foto: EPA
Aktor Avengers Mark Ruffalo pernah diusik tumor otak langka.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktor Mark Ruffalo pernah berjuang melawan penyakit otak langka. Bintang The Incredible Hulk itu mengaku pernah bermimpi tentang kondisi tersebut sebelum didiagnosis oleh dokter.

Pada awal 2000-an, Ruffalo menghilang dari mata publik untuk memulihkan diri dari kelumpuhan usai menjalani operasi otak untuk mengangkat tumor. Bintang Avengers itu mengaku terdorong untuk cepat memeriksakan diri setelah bermimpi sakit parah.

Baca Juga

"Saya takut mati, itu kekhawatiran terbesar saya," kata Ruffalo dilansir Express, Rabu (13/7/2022).

Ruffalo memberi tahu seorang dokter di lokasi syuting The Last Castle tentang mimpinya. Dokter itu sempat menertawainya, namun kemudian menyarankan Ruffalo menjalani tes.

Ruffalo lalu menjalani CAT scan yang mengungkapkan kenyataan mengejutkan. Seorang ahli saraf menjelaskan bintang Shutter Island itu memiliki massa di belakang telinga kirinya seukuran bola golf.

Ternyata, itu merupakan tumor otak langka yang disebut neuroma akustik. Kondisi tersebut mempengaruhi sekitar 2.000 hingga 3.000 orang Amerika per tahun. Meski ternyata tumornya jinak, tetapi Ruffalo harus menjalani operasi.

Pada saat diagnosis, Ruffalo terpaksa keluar dari film Signs (2002) karya M Night Shyamalan. Neuroma akustik juga dikenal sebagai schwannoma vestibular. Tumor itu tumbuh pada saraf yang bertanggung jawab untuk pendengaran dan keseimbangan.

National Health Service (NHS) di Inggris menjelaskan gejalanya termasuk gangguan pendengaran dari satu telinga, tinnitus, dan vertigo. Hanya empat pekan setelah diagnosisnya, Ruffalo menjalani operasi untuk mengangkat tumor otaknya.

Ruffalo punya pengalaman menderita "reaksi buruk" terhadap anestesi. Dia pun menjadi sangat takut dengan operasi itu. Apalagi, dokter mengatakan ada kemungkinan saraf wajahnya terpengaruh oleh operasi pengangkatan tumor tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement