Rabu 13 Jul 2022 21:15 WIB

Dokter: Kasus KIPI Booster Covid-19 Setiap Orang Berbeda

Kasus KIPI 'booster' Covid-19 berbeda karena respons tubuh yang berbeda juga.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Nora Azizah
Kasus KIPI 'booster' Covid-19 berbeda karena respons tubuh yang berbeda juga.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Kasus KIPI 'booster' Covid-19 berbeda karena respons tubuh yang berbeda juga.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari Rumah Sakit Pusat Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Muhamad Fauzan mengatakan, kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) Covid-19 dosis penguat (booster) tiap orang bisa berbeda-beda. Sebab, respons tubuh orang untuk mendapatkan vaksin bisa berbeda-beda, tergantung kondisi setiap individunya.

"KIPI tidak bisa disamaratakan karena setiap individu berbeda-beda," ujarnya di konferensi virtual, Rabu (13/7/2022).

Baca Juga

Ia menjelaskan, masyarakat yang mendapatkan vaksim booster ada yang hanya setengah dosis dan ada yang satu dosis, tergantung merek booster. Dengan demikian, dia melanjutkan, KIPI bisa lebih ringan karena dosis vaksin Covid-19 booster lebih rendah.

Ia menyebutkan, gejala KIPI biasanya demam, nyeri di tempat suntikan, hingga pegal-pegal. Jika mengalami demam, ia meminta masyarakat agar meminum obat paracetamol.

Ia meminta jika terjadi KIPI usai mendapatkan booster vaksin Covid-19, masyarakat berkonsultasi kepada dokter. Ia menyebutkan di kartu vaksinasi Covid-19 booster ada nomor kontak yang bisa dihubungi untuk konsultasi. Dilain pihak ia menegaskan, KIPI paling lama terjadi dalam tiga hari. 

"Karena kadang masyarakat suka salah kaprah, sebulan setelah divaksin kemudian merasakan gejala kemudian menyalahkan vaksinasi Covid-19. Padahal bukan, karena KIPI paling lama tiga hari," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement