REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor mendapatkan bantuan anggaran pembangunan Blok 1 RSUD sebesar Rp 50 miliar melalui Bantuan Provinsi Jawa Barat (Banprov Jabar). Gedung itu diperuntukkan bagi instalasi gawat darurat (IGD) dan poliklinik.
Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Bogor Dedie Abdu Rachim mengatakan, pada tahap pertama, anggaran yang dikucurkan masih seperempat dari kebutuhan keseluruhan pembangunan blok yang mencapai Rp 280 miliar. Diproyeksikan pada 2023, kata dia, Pemkot Bogor mendapat kucuran anggaran di atas Rp 100 miliar.
"Saya juga berterima kasih kepada Provinsi Jawa Barat dan DPRD Jawa Barat yang telah mengalokasikan dan mudah-mudahan di tahun-tahun ke depan dapat diberikan perhatian secara khusus agar pembangunan RSUD cepat selesai," katanya dalam pembukaan pembangunan Blok 1 RSUD Kota Bogor, Rabu (13/7/2022).
Baca: Semangat Kader Bantu Pasien di Kabupeten Bogor Sembuh dari Penyakit TBC
Dedie berharap pembangunan Blok 1 RSUD yang akan menyediakan penambahan sebanyak 100 hingga 200 ruang rawat inap, ICU cito, bedah cito, dan poliklinik dapat dikerjakan dengan cepat. Tujuannya agar pelayanan kesehatan masyarakat di Kota Bogor dan sekitarnya bisa lebih baik ke depan.
RSUD Kota Bogor telah menjadi rumah sakit rujukan regional bagi daerah sekitarnya di Provinsi Jabar. Setidaknya, warga Kabupaten Bogor dan Cianjur, serta Kota Depok membutuhkan perawatan di RSUD tersebut, karena telah dilengkapi dengan pelayanan kesehatan untuk penyakit serius tumor.
Kepala RSUD Kota Bogoro dr Ilham Chaidir menjelaskan, dari anggaran yang telah dikucurkan sebanyak Rp 50 miliar, nilai kontrak pembangunan gedung sebesar Rp 45,6 miliar. Dari anggaran itu, akan digunakan untuk membangun tambahan ruang IGD dan poliklinik.
Sementara, penambahan ruang rawat inap, ruang bedah cito dan ICU masih menunggu bantuan anggaran selanjutnya. Saat ini, kata Ilham, untuk tahap pertama pembangunan, sebanyak 30 ruangan rawat inap sementara terdampak untuk kemudian kapasitasnya ditambah 100-200 tempat tidur pada tahap selanjutnya.
"Jadi kita tempat tidur jumlahnya saat ini 395 sebenarnya awalnya 425, ada yang terkena imbas pembangunan ini. Jadi kita saat ini ada 395," jelas Ilham. Dia menyampaikan, dengan ruang operasi yang sekarang maksimal bisa melakukan operasi maksimal 17 sampai 20 kali akan ditambah untuk memberikan layanan bagi pasien dari berbagai daerah.
"Ini proses berlanjut dan akan kita kejar terus mencari sumber-sumber pendanaan. Alhamdulillah dengan bantuan Pemerintah Kota Bogor, dari dewan dan karena kami juga mendapat dukungan diberikan kebebasan oleh Dinas Kesehatan untuk persentasi di Kemenkes, kemudian di Bappenas Insya Allah kami yakin, kita akan segera bisa mewujudkannya," kata Ilham.
Baca: Strategi Dinkes Tangani Belasan Ribu Pasien Tuberkolusis di Kabupaten Bogor