Kamis 14 Jul 2022 12:00 WIB

Microsoft Umumkan PHK Ribuan Karyawan

1.800 karyawan kehilangan pekerjaan di Microsoft.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Dwi Murdaningsih
Microsoft
Foto: EPA
Microsoft

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Microsoft melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada Senin. Tindakan tersebut membuat 1.800 karyawan kehilangan pekerjaan.

“Kami melakukan PHK dalam jumlah kecil. Seperti semua perusahaan, kami mengevaluasi prioritas bisnis kami secara teratur dan membuat penyesuaian struktural yang sesuai. Kami akan terus berinvestasi dalam bisnis kami dan meningkatkan jumlah karyawan secara keseluruhan di tahun mendatang,” kata Microsoft dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga

Sementara itu, Google Alphabet berencana memperlambat perekrutan untuk sisa tahun ini dalam menghadapi potensi resesi ekonomi. Hal tersebut diungkapkan oleh Chief Executive Officer Sundar Pichai.

Pichai mengatakan perusahaan akan fokus pada perekrutan peran teknik dan penting lainnya pada tahun 2022 dan 2023. “Untuk ke depannya, kami bekerja dengan urgensi yang lebih besar dan fokus yang lebih tajam,” ujarnya.

Dalam beberapa tahun terakhir, Microsoft biasanya mengumumkan PHK tak lama setelah liburan pada 4 Juli di AS karena membuat perubahan untuk periode fiskal baru. Perusahaan mengatakan PHK tidak didorong dari gambaran ekonomi yang memburuk, tetapi pada Mei perusahaan juga memperlambat perekrutan di kelompok Windows dan Office.

Dilansir Livemint, Kamis (14/7/2022), secara historis, Google tetap relatif kebal terhadap penurunan ekonomi di sektor teknologi. Raksasa internet itu menghentikan perekrutan setelah krisis keuangan lebih dari satu dekade lalu.

Namun, sejak itu secara teratur menambah gelombang karyawan baru untuk bisnis periklanan utamanya dan bidang-bidang seperti smartphone, mobil self-driving, dan perangkat wearable yang belum menguntungkan.  

Langkah Google mencerminkan langkah perusahaan teknologi lainnya. Pada Mei, Snap dan Lyft mengatakan akan memperlambat perekrutan. Beberapa pekan kemudian, Instacart mengatakan akan menghentikan pertumbuhan pekerjaan dan Tesla mengikuti dengan pengumuman pengurangan 10 persen.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement